Isuzu 4JJI-TC Engine Service Manual

FOR SERVICE TRAINING

-Engine Mechanical Features-

-Engine Control System & Diagnosis-

4JJ1-TC ENGINE

Applicable Model

Model Year Vehicle Model Main Market

2005 TFR/TFS Thailand 2005 UCR/UCS Thailand & Philippine

ISUZU MOTORS LIMITED

DAFTAR ISI

Page

PENDAHULUAN & MESIN

DATA UTAMA MESIN & SPESIFIKASI

ENGINE CONTROL MODULE (ECM) ------------------------------------------------------------------------------ 4

KOMPONEN ELE

FITUR MEKANIKAL

KTRIKAL ------------------------------------------------------------------------------ 13

------------------------------------------------------------------------------ 1

----------------------------------------------------------------------------- 2

MASS AIR FLOW (MAF) SENSOR & INTAKE AIR TEMPERATURE (IAT) SENSOR

ENGINE COOLANT TEMPERATURE (ECT) SENSOR

FUEL TEMPERATURE (FT) SENSOR ------------------------------------------------------------------------------ 18 CRANKSHAFT POSITION (CKP) SENSOR &

CAMSHAFT POSITION (CMP) SENSOR VEHICLE SPEED (VS) SENSOR ------------------------------------------------------------------------------ 26 BAROMETRIC PRESSURE (BARO) SENSOR ------------------------------------------------------------------------------ 28 ACCELERATOR PEDAL POSITION (APP)

SENSOR SWIRL CONTROL SOLENOID VALVE ------------------------------------------------------------------------------ 35

SYSTEM BAHAN BAKAR ----------------------------------------------------------------------------- 37

FITUR COMMON RAIL SYSTEM ----------------------------------------------------------------------------- 3 7 FUEL SUPPLY PUMP ------------------------------------------------------------------------------ 38 FUEL RAIL (COMMON RAIL) FUEL RAIL PRESSURE (FRP) SENSOR FUEL INJECTOR FITUR IN-TANK FUEL PUMP & SEND BYPASS ONE-WAY VALVE FUEL FILTER & WATER SEPARATOR FUEL INJECTION QUANTITY CONTROL

EGR (EXHUAST GAS RE-CIRCULATION) SYSTEM

EGR VALVE INTAKE THROTTLE (IT) VALVE

PREHEATING SYSTEM ------------------------------------------------------------------------------ 77 DIAGNOSTIC ------------------------------------------------------------------------------ 79

MALFUNCTION INDICATOR LAMP (MIL) DATA LINK CONNECTOR (DLC) FLASH DIAGNOSTIC TROUBLE CODE TECH 2 SCAN TOOL TECH 2 DATA & DEFINISINYA BREAKER BOX DIAGNOSTIC SYSTEM CHECK

SALURAN BAHAN BAKAR

ER UNIT

------------------------------------------------------------------------------ 13

------------------------------------------------------------------------------ 16

------------------------------------------------------------------------------ 20

------------------------------------------------------------------------------ 30

------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------ 69

------------------------------------------------------------------------------

58

45 47 49

57

60 60 61

70 72

79 80 81 81

91 92

85

MESIN BERPUTAR TETAPI TIDAK HIDUP

ECM DIAGNOSTIC TROUBLE CODE (DTC) LIST

-----------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

95

99

HASIL DIAGNOSA GEJALA CHECK SHEET ENGINE CONTROL SYSTEM

WIRING DIAGRAM ELEKTRIKAL ------------------------------------------------------------------------------ 134

DISTRIBUSI POWER (1 of 2) DISTRIBUSI POWER (2 of 2)

STARTING & CHARGING SYSTEM ECM POWER ECM GROUND GAUGES & WARNING LAMPS A/C CONTROL, GLOW CONTROL &

NEUTRAL SWITCH RELAY, FUSE & SLOW BLOW FUSE

LOCATION (ENGINE ROOM) FUSE LOCATION (CABIN) LOKASI GROUND

PETUNJUK PERBAIKAN ----------------------------------------------------------------------------- 144

ENGINE CONTROL MODULE (ECM) PENGGANTIAN/ FUEL INJECTOR ID CODE & IMMOBILIZER PROGRAMMING

PENGGANTIAN FUEL INJECTOR / FUEL INJECTOR ID CODE PROGRAMMING

PENGGANTIAN FUEL SUPPLY PUMP

SERVICE SPECIAL TOOL (SST) ------------------------------------------------------------------------------ 161

------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------

111

113

134 135

136 137 138 139 140

141

142

143

144

151

153

4JJ1-TC Engine-1

INTRODUCTION & ENGINE MECHANICAL FEATURES

Truck pick-up TFR/ TFS dan UCR/UCS tahun 2007 memakai mesisn 4JK1-TC pengganti mesin 4JA1-T dan mesin 4JJ1-TC pengganti mesin 4JH1- T. Kedua mesin telah dikembangkan sebagai mesin generasi terbaru dengan tambahan fitur utama yaitu penggunaan common rail fuel injection system yang menghasilkan maksimum kenaikan pada output dan torque, dan juga masuk dalam standar regulasi emisi Euro 3. Berikut adalah garis besar dari dari item tersebut dibawah ini:

 Sistem common rail multi fuel injection type high-

pressure system dan dibuat oleh Denso.

 Double overhead camshaft (DOHC) dengan 4 valves per

cylinder yang dioperasikan oleh roller rocker arm.

 Chain driven intake dan exhaust camshaft.  Electrical control EGR valve, water-cooled EGR

cooler.

 Electrical control intake throttle.  Variable swirl control system.  Turbocharger dengan intercooler.  Aluminum cylinder head.  Induction hardening cylinder liner.  Cylinder block menyatu dengan oil cooler.  Gear driven vacuum pump, power steering oil pump

dan oil pump mesin.

Engine Type Maximum O utput Maximum T oruque

4JK1-TC 85kw/ 3600RPM 280Nm/ 1800 - 2200RPM 4JJ1-TC (A/T) 107kw/ 3600RPM 294Nm/ 1400 - 3400RPM 4JJ1-TC (M/T) 103kw/ 3600RPM 280Nm/ 1200 - 3400RPM

Transmisi yang dipakai model Isuzu MUA5H manual untuk 4JK1-TC, MUA5G manual untuk 4JJ1-TC. JATCO JR405E automatic transmission untuk 4JJ1-TC berikut optionalnya.

4JJ1-TC Engine-2

1. Fuel Rail

2. Leak Off Pipe

3. Fuel Injector

4. Return Pipe

5. Fuel Feed Pipe

6. Fuel Tank

7. Fuel Pump & Sender Assembly

8. Fuel Filler Cap

9. Check Valve

10. Fuel Filter with Water Separator

11. Bypass One-way Valve

12. Fuel Supply Pump

DATA UTAMA MESIN & SPESIFIKASI

Engine Model 4JK1-TC 4JJ1-TC Engine Type Diesel, Four Cycle Cylinder Layout - Number of Cylinders Inline-Four Cylinders Fuel Injection Order 1-3-4-2 Bore x Stroke (mm) 95.4 x 87.4 95.4 x 104.9 Total Displacement (cc) 2499 2999 Compression Ratio 17.5 18.3 Compression Pressure at Cranking More than 3Mpa Combustion Camber Type Direct Injection Cylinder Liner Liner Less Engine Idle Speed (RPM) Fast Engine Idle Speed (RPM) No Load Maximum Engine Speed (RPM) Fuel System Common Rail System Injection Pump Type DENSO (HP3) Supply Pump

4700 ±50 4400 ±50

700 ±25 750 ±25

Injection Nozzle Type Electrical Controlled Injector Number of Injection Hole 6 Diameter of Injection Hole (mm) 0.13 0.14 Injection Nozzle Operating Pressure (MPa) Electrically Controlled Fuel Filter Type Cartridge Paper Element & Water Separator

4JJ1-TC Engine-3

Valve System Valve Layout Double Overhead Camshaft Drive Type Gear & Chain Drive Intake Valve Open At BTDC (°CA) 13.0 Intake Valve Close At ABDC (°CA) 41.0 Exhaust Valve Open At BBDC (°CA) 52.0 Exhaust Valve Close At ATDC (°CA) 6.0 Intake Valve Clearance At Cold (mm) 0.15 (Between roller and camshaft) Exhaust Valve Clearance At Cold (mm) 0.15 (Between roller and camshaft) Cooling System Cooling Method Water Cooled Water Capacity (litter/gal) 14 Water Pump Type Centrifugal Impeller Type Thermostat Type Wax Pellet Thermostat Opening Temperature (°C / °F) 85 /185 Lubricating System Lubricating Method Full Flow Pressure Circulation Oil Pump Type Gear Oil Capacity (litter) 8 Oil Filter Type Cartridge Paper Element Air Cleaner Type Dry Paper Element EGR System W/Cooler & Electrical Control EGR Valve PCV System Closed Type Preheating System Glow Plug Starting System Starter Motor Output (V-kW) 12 – 2.3 Charge System Alternator Output (V-A) 12 – 90 Regulator Type IC Battery Size 65D31L

4JJ1-TC Engine-4

ENGINE CONTROL MODULE (ECM)

ECM ditempatkan didalam ruangan mesin memakai mounting bracket dan dekat dengan rumah air cleaner

ECM mempunyai kemampuan 32 bits dan dibuat oleh Delphi. Fungsi utama ECM adalah mengontrol sebagai berikut.

 Mengontrol Fuel injection  Mengontrol Fuel Injection timing  Mengontrol Exhaust gas recirculation (EGR) system  Mengontrol Preheating system  Mengontrol kerja A/C compressor  Mengontrol kerja Fuel pump  Mengontrol Immobilizer (jika dilengkapi)  Mengatur system On-board diagnostics untuk mesin.

ECM secara konstan mengawasi informasi dari beberapa sensor. ECM mengontrol system yang mempengaruhi performance kendaraan. ECM meng atur fungsi diagnosa pada system. ECM dapat rmelakukan rekonsiliasi masalah, mengingatkan pengemudi dengan malfunction indicator lamp (MIL), dan menyimpan diagnostic trouble code (DTCs). untuk diidentifikasi oleh teknisi saat melakukan perbaikan.

1. Isuzu Parts Number

2. Delphi Parts Number

3. Transmission Type

st

4. 1

& last digit of Isuzu Parts Number

5. Broadcast Code

6. Assembled Factory Code

7. Engineering Revision Level

8. Product Date

9. Product Sequential Number

Catatan! Jika ECM akan diganti maka program yang sesuai HARUS diinstal / diprogram kedalam

ECM yang baru.

 Data Kode ID Fuel Injector (24, 0-9 atau A-F

character untuk setiap fuel injector)

 Immobilizer (jika dilengkapi)

Diaggnostic dikerjakan didalam microprocessor yang terintegrasi didalam ECM. Electronically erasable pro grammable read only memory (EEPROM) menyimpan data-data seperti, data VIN, data immobilizer dan data kode ID injector untuk pengontrolan mesin dan komunikasi dengan control module yang lainnya.

4JJ1-TC Engine-5

ECM Connector Pin Assignment

Pin No. Fungsi Pin Pin No. Fungsi Pin Pin No. Fungsi Pin

J1-1 Blank J1-26

J1-2 Blank J1-27

J1-3 Blank J1-28

J1-4 Blank J1-29 Fuel Temperature (FT) Sensor Signal J1-54

J1-5 Blank J1-30

J1-6 Blank J1-31

J1-7 Blank J1-32 EGR Valve Position Sensor Signal J1-57

J1-8 Blank J1-33

J1-9 Blank J1-34

J1-10 Blank J1-35

J1-11 Blank J1-36

J1-12 Blank J1-37

J1-13 Blank J1-38

J1-14 Blank J1-39

Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Low Reference

Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Signal

Fuel Temperature (FT) Sensor Low Reference

EGR Valve Position Sensor Low Reference

EGR Valve Position Sensor 5 Volts Reference

No. 1 Cylinder Fuel Injector Solenoid Control

Suction Control Valve (SCV) High Control

Intake Throttle Valve Position Sensor Low Reference

Intake Throttle Valve Position Sensor 5 Volts Reference

Crankshaft Position (CKP) Sensor 5 Volts Reference

Crankshaft Position (CKP) Sensor Shield Ground

Crankshaft Position (CKP) Sensor Low Reference

No. 3 Cylinder Fuel Injector Power

J1-51

Supply No. 1 Cylinder Fuel Injector Power

J1-52

Supply No. 4 Cylinder Fuel Injector Solenoid

J1-53

Control Suction Control Valve (SCV) High

Control Intake Throttle Valve Motor 12 Volts

J1-55

Supply Intake Throttle Valve Motor Duty Signal

J1-56

Control Intake Throttle Valve Position Sensor

Signal Crankshaft Position (CKP) Sensor

J1-58

Signal

J1-59 Not Used

J1-60 ECM Ground (Immobilizer Only)

Intake Air Temperature (IAT) Sensor

J1-61

Low Reference

J1-62 EGR Valve Motor 12 Volts Supply

J1-63 EGR Valve Motor Duty Signal Control

Camshaft Position (CMP) Sensor

J1-64

Shield Ground

J1-15 Blank J1-40 Mass Air Flow (MAF) Sensor Signal J1-65 Not Used

J1-16 Blank J1-41

Barometric Pressure (BARO) Sensor

J1-17

Low Reference Barometric Pressure (BARO) Sensor

J1-18

Signal Barometric Pressure (BARO) Sensor 5

J1-19

Volts Reference

J1-20 Not Used J1-45

J1-21 Not Used J1-46

J1-22 Not Used J1-47

J1-23 Not Used J1-48

No. 2 Cylinder Fuel Injector Solenoid

J1-24

Control No. 3 Cylinder Fuel Injector Solenoid

J1-25

Control

Intake Air Temperature (IAT) Sensor Signal

Mass Air Flow (MAF) Sensor Shield

J1-42

Ground Mass Air Flow (MAF) Sensor Low

J1-43

Reference Camshaft Position (CMP) Sensor Low

J1-44

Reference Camshaft Position (CMP) Sensor

Signal Camshaft Position (CMP) Sensor 5

Volts Reference Fuel Rail Pressure (FRP) Sensor 5

Volts Reference Fuel Rail Pressure (FRP) Sensor

Signal Fuel Rail Pressure (FRP) Sensor

J1-49

Shield Ground Suction Control Valve (SCV) Low

J1-50

Control

J1-66 Fuel Pump Relay Control

J1-67 Swirl Control Solenoid Valve Control

J1-68 Fuel Rail Pressure (FRP) Sensor Signal

Fuel Rail Pressure (FRP) Sensor Low

J1-69

Reference Suction Control Valve (SCV) Low

J1-70

Control No. 2 Cylinder Fuel Injector Power

J1-71

Supply No. 4 Cylinder Fuel Injector Power

J1-72

Supply

J1-73 ECM Ground

4JJ1-TC Engine-6

Pin No. Fungsi Pin Pin No. Fungsi Pin Pin No. Fungsi Pin

J2-1 Not Used J2-26

Diagnostic Request Switch to Data

J2-2

Link Connector (DLC) No. 6

J2-3 Neutral Switch Input J2-28

J2-4 Thermo Replay Signal Input J2-29 Not Used J2-54 Not Used

J2-5 Not Used J2-30 Not Used J2-55 A/C Compressor Relay Control

J2-6 Not Used J2-31 Not Used J2-56 Accelerator Position Output Duty Signal

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 2 Shield Ground

Accelerator Pedal Position (APP)

J2-27

Sensor 1 Low Reference Accelerator Pedal Position (APP)

Sensor 1 Shield Ground

J2-51 Not Used

J2-52 Battery Voltage Feed (Backup)

J2-53 Not Used

Accelerator Pedal Position (APP)

J2-7

Sensor 3 5 Volts Reference Accelerator Pedal Position (APP)

J2-8

Sensor 3 Signal Accelerator Pedal Position (APP)

J2-9

Sensor 2 5 Volts Reference Accelerator Pedal Position (APP)

J2-10

Sensor 2 Signal Accelerator Pedal Position (APP)

J2-11

Sensor 1 5 Volts Reference Accelerator Pedal Position (APP)

J2-12

Sensor 1 Signal

J2-13 Not Used J2-38 Not Used J2-63 ECM Main Relay 12 Volts Supply

J2-14 Not Used J2-39 Not Used J2-64 Not Used

J2-15 Not Used J2-40 Not Used J2-65 Not Used

J2-16 Not Used J2-41 Not Used J2-66 Not Used

J2-17 Not Used J2-42 Not Used J2-67 Not Used

J2-18 Not Used J2-43 ECM Main Relay 12 Volts Supply J2-68

J2-19 Not Used J2-44 Starter Signal Input J2-69 Not Used

J2-32 Not Used J2-57

J2-33 Engine Speed Signal Output J2-58 Not Used

J2-34 Not Used J2-59 Not Used

J2-35 Not Used J2-60 Not Used

J2-36 Not Used J2-61 Not Used

J2-37 Glow Replay Control J2-62 Vehicle Speed Sensor Signal Input

Malfunction Indicator Lamp (MIL) Control

Keyword 2000 to Data Link Connector (DLC) No. 7

J2-20 Not Used J2-45 Not Used J2-70 Not Used

J2-21 Not Used J2-46 Not Used J2-71 Not Used

J2-22 Not Used J2-47 Not Used J2-72 Ignition Switch Voltage Input

Accelerator Pedal Position (APP)

J2-23

Sensor 3 Low Reference Accelerator Pedal Position (APP)

J2-24

Sensor 3 Shield Ground Accelerator Pedal Position (APP)

J2-25

Sensor 2 Low Reference

J2-48 Not Used J2-73 ECM Main Relay Voltage Input

J2-49 Not Used

J2-50 Not Used

DTC yang berhubungan

DTC

(Kode

Gejala)

P0601

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Nama DTC di

Scan Tool

ECM Program Code Checksum

ECM Calibration Checksum

ECM Memory Failure

Kondisi untuk

Menjalankan

4JJ1-TC Engine-7

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

DTC

Menentukan DTC

- Total data ROM

tidak sama dengan nilai register.

- Total data ROM tidak sama dengan nilai register kalibrasi.

- Kesaahan Pembacaan data didalam

EEPROM.

- Kesalahan data VIN atau immobilizer data didalam EEPROM.

- Kesalahan ID code

Injector didalam

EEPROM.

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

--- -

Status

Control

Lainnya

 Kerusakan ECM.  ECM ground resistannya besar atau kurang kencang

Kemungkinan Penyebab

4JJ1-TC Engine-8

ECM memonitor tegangan battery pada ECM main relay tegangan beban supply pada terminal J2-73 dan ignition voltage pada terminal ignition voltage J2-72 untuk me-

mastikan apakah tegangan ada pada range yang sasuai Saat charging system mendeteksi ada malafungsi maka charge indicator akan menyala.

DTC yang berhubungan

DTC

(Kode

Gejala)

P0562

P1562

(1)

(2)

(1)

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

Battery Voltage High

Battery Voltage Low

Ignition Voltage High

Ignition Voltage Low

Kondisi untuk

Menjalankan DTC

Ignition voltage lebih dari 9V.

Battery voltage lebih dari 9V.

4JJ1-TC Engine-9

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Battery voltage feed circuit voltage

lebih dari 16V selama 5 detik.

- Battery voltage feed circuit voltage

kurang dari 8V selama 20 detik.

Ignition voltage feed circuit voltage

lebih dari 16V selama 5 detik.

Ignition voltage feed circuit voltage

antara 1 dan 8V selama 5 detik.

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

--- -

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

 “Jump Starting” tidak benar.  Kerusakan charging system.  Kerusakan ECM.

 Kerusakan charging system.  Battery soak.  Tegangan Battery feed circuit resistannya besar.  Kerusakan ECM.  “Jump Starting” tidak benar.  Kerusakan charging system.  Kerusakan ECM.

 Kerusakan charging system.  Battery soak.  Ignition voltage feed circuit resistannya besar.  Kerusakan ECM.

Kemungkinan Penyebab

Engine control module (ECM) menyediakan tegangan

referen 3

si 5 volt sesuai dengan referensi circuit 1, 2 dan

ke sensor-sensor berikut.

5 volts referensi circuit 1

Accelerator pedal position (APP) sensor 1



5

volts referensi circuit 2

APP sensor 2



Fuel rail pressure (FRP) sensor



Barometric pressure (BARO) sensor



Camshaft position (CMP) sensor



EGR valve position sensor



5

volts referensi circuit 3

APP sensor 3



Intake throttle position (ITP) sensor



Crankshaft position (CKP) sensor



5 volts referensi circuit terpisah satu dengan lainnya

diluar ECM dan menyatu bersama bus didalam ECM.

.

4JJ1-TC Engine-10

DTC yang berhubungan

DTC

(Kode

Gejala)

P1620

(1)

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

5 Volt Reference Circuit 1 High Voltage

5 Volt Reference Circuit 1 Low Voltage

Kondisi untuk

menjalankan

Battery voltage lebih dari 6V.

DTC

Kondisi untuk

Menentukan DTC

5V reference circuit 1 voltage lebih dari

5.3V.

5V reference circuit 1 voltage kurang dari 4.7V.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel

Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Dibatasi - - -

Status

kontrol

lainnya

Kemungkinan Penyebab

 APP sensor 1 +5V reference circuit short ke

battery

atau ignition voltage.

 ECM rusak.

Catatan: APP sensor 1 ada didalam APP sensor

assembly.

 APP sensor 1 +5V reference circuit short ke masa/

ground

atau low reference circuit.

 APP sensor 1 rusak.  ECM rusak.

Catatan: APP sensor 1 ada didalam APP sensor assembly.

4JJ1-TC Engine-11

DTC yang berhubungan

DTC

(Kode

Gejala)

P1622

(1)

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

5 Volt Reference Circuit 2 High Voltage

5 Volt Reference Circuit 2 Low Voltage

Kondisi untuk

menjalankan

Battery voltage lebih dari 6V.

DTC

Kondisi untuk

menentukan DTC

5V reference circuit 2 voltage lebih dari

5.3V.

5V reference circuit 2 voltage kurang dari 4.7V.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Dibatasi - - -

Status

Control

lainnya

Kemungkinan Penyebab

 APP sensor 2 +5V reference circuit short ke

battery

atau ignition voltage.

 FRP sensor +5V reference circuit short ke battery

atau ignition voltage.

 BARO sensor +5V reference circuit short ke

battery

atau ignition voltage.

 CMP sensor +5V reference circuit short ke battery

atau ignition voltage.

 EGR valve position sensor +5V reference circuit

short

ke battery atau ignition voltage.

 ECM rusak.

Catatan: APP sensor 2 ada didalam APP sensor

assembly. Catatan: EGR valve position sensor ada didalam EGR

valve assembly.

 APP sensor 2 +5V reference circuit short ke masa/

ground

atau low reference circuit.

 FRP sensor +5V reference circuit short ke ground

atau low reference circuit.

 BARO sensor +5V reference circuit short ke masa/

ground

atau low reference circuit.

 CMP sensor +5V reference circuit short ke ground

atau low reference circuit.

 EGR valve position sensor +5V reference circuit

short

ke ground atau low reference circuit.

 APP sensor 2 rusak.  FRP sensor rusak.  BARO sensor rusak.  CMP sensor rusak.  EGR valve position sensor rusak.  ECM rusak.

Catatan: APP sensor 2 ada didalam APP sensor assembly.

Catatan: EGR valve position sensor ada didalam EGR valve assembly.

4JJ1-TC Engine-12

DTC yang berhubungan

DTC

(Kode

Gejala)

P1624

(1)

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

5 Volt Reference Circuit 3 High Voltage

5 Volt Reference Circuit 3 Low Voltage

Kondisi untuk

Menjalankan

Battery voltage lebih dari 6V.

DTC

Kondisi untuk

Menentukan DTC

5V reference circuit 3 voltage lebih dari

5.3V.

5V reference circuit 3 voltage kurang dari 4.7V.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Dibatasi - - -

Status

Control

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

 APP sensor 3 +5V reference circuit short ke

atau ignition voltage.

battery

 ITP sensor +5V reference circuit short ke battery

atau ignition voltage.

 CKP sensor +5V reference circuit short ke battery

atau ignition voltage.

 ECM rusak.

Catatan: APP sensor 3 ada didalam APP sensor

assembly. Catatan: ITP sensor ada didalam IT valve assembly.

 APP sensor 3 +5V reference circuit short ke masa/

atau low reference circuit.

ground

 ITP sensor +5V reference circuit short ke ground

atau low reference circuit.

 CKP sensor +5V reference circuit short ke ground

atau low reference circuit.

 APP sensor 3 rusak.  ITP sensor rusak.  CKP sensor rusak.  ECM rusak.

Catatan: APP sensor 3 ada didalam APP sensor assembly.

Catatan: ITP sensor ada didalam IT valve assembly.

4JJ1-TC Engine-13

ELECTRICAL COMPONENTS

MASS AIR FLOW (MAF) SENSOR & INTAKE AIR TEMPERATURE (IAT) SENSOR

Mass air flow (MAF) sensor adalah alat pengukur aliran udara yang mengukur jumlah udara yang masuk ke mesin. MAF diikatkan antara air cleaner dan turbocharger. MAF sensor menggunakan hot wire element untuk menentukan jumlah udara yang mengalir masuk ke mesin. (Temperatur hot-wire naik sampai 170-300°C (338-572°F). MAF sensor

assembly berisi sebuah MAF sensor element dan Intake air temperature (IAT) sensor yang keduanya digunakan

untuk mengukur aliran udara. MAF sensor element meng- ukur banyaknya parsial masa udara yang mengalir pada pipa pengukuran yang berada pada sensor housing.

Kuantitas udara yang kecil yang masuk ke mesin mengindi kasikan deselerasi atau idle speed. Kuantitas udara yang masuk ke mesin mengindikasikan akselerasi atau kondisi beban tinggi. Penggunaan Kalibrasi, terdapat suatu perhi- tungan pada seluruh masa udara yang mengalir ke mesin. Dengan keluaran sensor yang rendah ECM mendeteksi jumlah udara yang sedikit. Dengan keluaran sensor tinggi ECM mendeteksi jumlah udara yang besar. ECM menggunakan nilai ini untuk menghitung injection quantity dan jumlah aliran gas dari EGR yang masuk ke ruang bakar mesin.

MAF Sensor Characteristic -Reference-

5.0

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

Output (Volts)

1.5

1.0

0.5

0.0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500

(No Load & A/T)

Engine Speed (RPM)

1. Mass Air Flow (MAF) Sensor & Intake Air Temperature (IAT) Sensor Assembly

Karateristik dari MAF sensor ditunjukan pada grafik. Hasil perhitungan MAF dapat dilihat pada Tech 2 dengan

unit “g/cyl”. Tegangan keluarannya juga dapat dibaca pada Tech 2.

Catatan! Pada data display “g/cyl” akan sesuai nilainya saat DTC diset sesuai dengan MAF sensor. Untuk mendiagnosa DTC ini, amati “Volts”/ "tegangan" pada data display.

4JJ1-TC Engine-14

IAT Sensor Characteristic -Reference-

14000

12000

10000

8000

6000

Resistance (Ohms)

4000

2000

0

-20-100 10203040506070809010 0

Temperature (C)

°C °F Ohms Volts

100 212 190 0.3

90 194 240 0.4 80 176 320 0.5 70 158 430 0.6 60 140 590 0.8 50 122 810 1.1 40 104 1150 1.4 30 86 1650 1.8 25 77 2000 2.1 20 68 2430 2.3 10 50 3660 2.8

0 32 5650 3.3

-10 14 8970 3.8

-20 -4 14700 4.2

Ohms Volts

4.5

4

3.5

3

2.5 2

1.5

1

0.5

0

Intake air t emperature (IAT) sensor diikatkan diantara air cleaner dan turbocharger. IAT berada didalam MAF sensor. IAT sensor adalah sebuah variable resistor.

IAT sensor mengukur t emperatur udara yang masuk ke dalam mesin. Engine control module (ECM) mensupply tegangan 5volts ke IAT sensor signal circuit dan ground untuk IAT sensor low reference circuit. Saat IAT sensor dalam keadaan dingin, resistan sensor menjadi tinggi. Saat temperatur udara naik dan resistan sensor akan turun. Dengan resistan sensor yang tinggi

ECM mendeteksi tegangan yang tinggi pada IAT sensor signal circuit. Dengan resistan sensor yang rendah ECM mendeteksi tegangan yang rendah pada IAT sensor signal circuit. ECM menggunakan nilai ini untuk meng-

Output (Volts)

kalkulasi fuel injection quantity, injection timing dan mengontrol EGR.

Karateristik dari IAT sensor ditunjukan pada grafik dan table. Hasil perhitungan intake air temperature dapat dilihat pada Tech 2 dengan unit “°C” or “°F”. Tegangan keluaran juga dapat dilihat pada Tech 2.

Catatan! Pada data display “°C” or “°F” menjadi ni- lai yang dimunculkan saat DTC terhubung ke IAT sensor bila open/short. Untuk mendiagnosa DTC ini amati “Volts” didalam data display.

Catatan! MAF sensor dipanaskan dan hasilnya IAT sensor dapat mengindikasikan yang lebih tinggi dibanding temperatur udara masukan normal.

4JJ1-TC Engine-15

MAF & IAT Sensor

Connector Face

DTC yang berhubungan

DTC

(Kode

Gejala)

P0100

P0110

(1)

(2)

(1)

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

Mass Air Flow (MAF) Sensor Circuit High Voltage

Mass Air Flow (MAF) Sensor Circuit Low Voltage

Intake Air Temperature (IAT) Sensor Circuit High Voltage

Intake Air Temperature (IAT) Sensor Circuit Low Voltage

Kondisi untuk

Menjalankan

 Battery voltage

antara

11.5 – 16V.

 Engine

berputar.

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 Engine berputarndetik

waktu lebih dari 3 menit.

Battery voltage is more than 9V.

DTC

Kondisi untuk

Menentukan DTC

MAF sensor signal voltage lebih dari

4.9V selama 3 detik.

MAF sensor signal voltage kurang dari

0.1V selama 3 detik.

IAT sensor signal voltage lebih dari

4.75V selama 3 detik.

IAT sensor signal voltage kurang dari

0.1V selama 3 detik.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

Dibatasi Di Offkan Di Offkan ECM meng-

gunakan MAF pengganti 141g/s untuk mengontrol mesin.

- Di Offkan Di Offkan ECM menggunakan IAT pengganti

10deg. C (50deg. F)

untuk meng kontrol mesin

Kemungkinan Penyebab

 Sensor signal circuit short ke +5V reference

circuit, short

 Sensor low reference circuit open circuit atau

resistan

 MAF sensor rusak.  ECM rusak.  Sensor +12V feed circuit open circuit atau

resistan

 Sensor signal circuit open circuit, resistannya besar,

short

 Koneksi sensor harness connector tidak baik.

(P0110 (

 MAF sensor rusak.  ECM rusak.  Sensor signal circuit open circuit, resistannya besar,

short to +5V reference circuit

ke battery atau ignition voltage circuit.

nya besar.

ke ground atau short ke low reference circuit.

Kode gejala 1) dapat juga ditentukan.)

atau short ke battery

atau ignition voltage.

 Sensor low reference circuit open circuit atau

resistan

nya besar.

 Sensor harness connector kurang kencang.

(P0100 (Symptom Code 2)

 Kerusakan pada IAT sensor.  Kerusakan pada ECM.

dapat juga di-set.)

Catatan: IAT sensor ada didalam mass air flow (MAF)

sensor assembly.

 Sensor signal circuit is short to ground or short to

low reference circuit.

 IAT sensor rusak.  ECM rusak.

Catatan: IAT sensor ada didalam mass air flow (MAF) sensor assembly.

4JJ1-TC Engine-16

ENGINE COOLTANT TEMPERATURE (ECT) SENSOR

Engine coolant temperature (ECT) sensor dipasangkan di coolant stream pada thermostat housing. ECT adalah sebuah variable resistor. ECT sensor mengukur tempe-

ratur dari cairan pendingin mesin. Engine control modul (ECM) mensupply tegangan 5volts ke ECT sensor signal circuit dan sebuah ground untuk ECT sensor low referen ce circuit. Saat ECT sensor dalam keadaan dingin, resis- tan sensor menjadi besar/ tinggi. Saat temperatur udara

naik, maka sensor resistance akan turun. Dengan resistan sensor tinggi, ECM mendeteksi tegangan tinggi pada

ECT sensor signal circuit. Dan apabila resistan sensor rendah, ECM mendeteksi tegangan yang rendah pada

ECT sensor signal circuit. ECM menggunakan nilai ini untuk menghitung fuel injection quantity, injection timing dan EGR control dan preheating control.

ECT Sensor Characteristic -Reference-

28000 26000 24000 22000 20000 18000 16000 14000 12000 10000

Resistance (Ohms)

8000 6000 4000 2000

0

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10011 Temperature (C)

°C °F Ohms Volts 110 230 160 0.2 100 212 200 0.3

90 194 260 0.4

80 176 350 0.5

70 158 470 0.6

60 140 640 0.8

50 122 880 1.1

40 104 1250 1.5

30 86 1800 1.9

20 68 2650 2.3

10 50 4000 2.8

03261803.3

-10 14 9810 3.8

-20 -4 16000 4.2

-30 -22 27000 4.5

5

4.5

4

3.5

3

2.5

2

1.5

1

0.5

0

Ohms Volts

Output (Volts)

1.Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor

Karateristik ECT sensor ditampilkan pada grafik dan tabel disamping ini. Perhitungan temperatur pendingin da pat dilihat di Tech 2 dengan unit “°C” or “°F“. Data output voltage juga dapat dilihat pada Tech 2.

Catatan! Di data display “°C” or “°F“ akan menjadi nilai yang dimunculkan saat DTC terhubung ke ECT sensor bila open/short. Untuk mendiagnosa DTC ini, amati “Volts” dalam data display.

4JJ1-TC Engine-17

ECT Sensor

Connector Face

Related DTC

DTC

Gejala)

P0115

(1)

P0115

(2)

P1173

(0)

Nama DTC di

Scan Tool

Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Circuit High Voltage

Engine Coolant Temperature (ECT) Sensor Circuit Low Voltage

Engine Overheat

(Kode

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 Engine berputar

waktu lebih dari

3 menit.

Battery voltage lebih dari 9V.

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 Engine / Mesin

berputar.

 DTC P0115

(Kode gejala 1 & 2) tidak di

munculkan.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

ECT sensor signal voltage lebih dari

4.75V selama 3 detik.

ECT sensor signal voltage kurang dari

0.1V selama 3 detik

ECT lebih dari 110°C (230°F) selama 5 detik.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Dibatasi di Offkan di Offkan n ECM meng-

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status Control

Lainnya

gunakan peng ganti ECT pa da 10deg. C

(50deg. F) untuk men- start

mesin

 ECM meng-

gunakan peng ganti ECT pa da 110deg. C

(230deg. F)

saat mesin berputar.

 Sensor signal circuit open circuit, resistannya

besar, short ke +5V reference circuit atau short ke battery atau short ke ignition voltage.

 Sensor low reference circuit open circuit atau

tahanannya besar/tinggi.

 Sensor harness connector hubungannya tdk baik.  ECT sensor rusak.  ECM rusak.  Sensor signal circuit is short to ground or short to

low reference circuit.

 ECT sensor rusak.  ECM rusak.

--- - Engine overheats.

 Kesalahan pada Engine cooling system.  Kesalahan pada ECT sensor.  Kerusakan pada ECM.

Kemungkinan Penyebab

4JJ1-TC Engine-18

FUEL TEMPERATURE (FT) SENSOR

FT Sensor Characteristic -Reference26000 24000 22000 20000 18000 16000 14000 12000 10000

8000

Resistance (Ohms)

6000 4000 2000

0

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 Temperature (C)

Ohms Volts

5

4.5

4

3.5

3

2.5

2

Output (Volts)

1.5

1

0.5

0

Sensor FT dipasang ke fuel supply pump. Sensor FT adalah sebuah variable resistor. FT sensor mengukur temperature dari bah an bakar yang masuk fuel supply pump. Engine control module (ECM) mensuplai 5volts ke FT signal circuit dan ground untuk FT sensor low reference circuit. Saat FT sensor dingin, resistan sensor nya tinggi. Dan saat temperatur bahan bakar naik, resis-

sensor akan turun/ mengecil. Dengan naiknya resistan sensor, ECM mendeteksi tegangan tinggi di FT sensor signal circuit. Dengan rendahnya / turunnya resistan sen sor, ECM mendeteksi tegangan yang rendah di FT sen- sor signal circuit. ECM akan menggunakan nilai ini untuk mengkalkulasi fuel injection volume, injection timing dan EGR control.

Fuel Temperature (FT) Sensor

1.

2. Suction Control Valve (SCV)

Karateristik FT sensor ditampilkan pada grafik dan ta- bel disamping. Perhitungan Fuel temperature dapat di lihat di Tech 2 dengan unit “°C” or “°F “. Data output voltage juga dapat ditemukan di Tech 2.

Catatan! Di data display “°C” or “°F “ akan menjadi nilai yang muncul saat DTC berhubungan ke FT sensor bila open/short. Untuk mendiagnosa DTC ini, amati “Volts” didalam data display.

°C °F Oh m s Volts 110 230 140 0.2 100 212 180 0.3

90 19 4 240 0.4

80 17 6 310 0.5

70 15 8 420 0.6

60 14 0 580 0.8

50 12 2 810 1.1

40 10 4 1150 1.5

30 86 1660 1.8

20 68 2450 2.3

10 50 3700 2.8

03257403.3

-10 1 4 9160 3 .8

-20 -4 15 0 0 0 4.2

-30 -22 25400 4.5

4JJ1-TC Engine-19

FT Sensor

Connector Face

Related DTC

DTC

Gejala)

P0180

(1)

P0180

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

Fuel Temperature Sensor Circuit High Voltage

Fuel Temperature Sensor Circuit Low Voltage

(Kode

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 Engine berputar

waktu lebih darimore

3 meint.

Battery voltage

lebih dari 9V.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

FT sensor signal voltage lebih dari

4.75V selama 3 detik.

FT sensor signal voltage kurang dari

0.1V selama 3 detik

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status Control

Lainnya

Dibatasi - - l ECM menggu-

nakan FT pengganti

of 10deg. C (50deg. F) untuk engine starting.

 ECM menggu

nakan FT pengganti

95deg. C (203deg. F)

untuk mesin berputar.

Kemungkinan Penyebab

 Sensor signal circuit is open circuit, high

resistance, short to +5V reference circuit or short to battery or ignition voltage.

 Sensor low reference circuit is open circuit or

high resistance.

 Sensor harness connector sambungannya jelek.  FT sensor rusak.  ECM rusak.

Notice: FT sensor

 Sensor signal circuit is short to ground or short to

didalam fuel supply pump.

low reference circuit.

 FT sensor rusak.  ECM rusak.

Notice: FT sensor

didalam fuel supply pump.

4JJ1-TC Engine-20

CRANKSHAFT POSITION (CKP) SENSOR & CAMSHAFT POSITION (CMP) SENSOR

Crankshaft position (CKP) sensor ditempatkan disebelah kiri cylinder block dibelakang motor starter. Sensor wheel wheel dipasangkan pada crankshaft. Terdapat 56 notches dengan jarak/notch 6° dan jarak 24° bagian yg dipotong. Bagian yang dipotong digunakan untuk menentukan top dead center (TDC) cylinder No-1. CKP sensor adalah magnetic resistance element (MRE) type sensor, yang membangkitkan square wave signal. Jika CKP sensor rusak, camshaft position (CMP) sensor signals akan menggantikan untuk memback-up CKP sensor signal.

1. Crankshaft Position (CKP) Sensor

2. Sensor Wheel

4JJ1-TC Engine-21

Camshaft position (CMP) sensor dipasangkan pada chain sprocket cover di bagian paling depan. CMP sensor

mendeteksi total 5 (lima) proyeksi, 4(empat) proyeksi diatur sama tiap jarak 90° dan satu referensi proyeksi pada permukaan camshaft drive sprocket flange, memberikan mengirimkan signals ke engine control module (ECM). Signal yang diterima digunakan ECM untuk menentukan kompresi cylinder #1 top dead center (TDC).

1. Camshaft Position (CMP) Sensor

2. Chain Sprocket

3. Rotating Direction

Kedua sensor dapat ditukar satu dengan lainnya. Anda dapat menggantinya jika terjadi kerusakan CMP sensor dan spare parts-nya tidak ada!

4JJ1-TC Engine-22

CH1 0V

CH2 0V

90°CA No.1TDC 30°CA

6°CA 30°CA

90°CA

No.1TDC

90°CA

No.3TDC

Hubungan CKP sensor dan CMP sensor ditunjukan pada gambar diatas. ECM mendeteksi 112 pulse dari CKP sen

sor (56 x 2) dan 5 pulse dari CMP sensor per 2 rotasi crankshaft (720°CA). Kedua sensor wheels diikatkan satu

sama lainnya secara mekanikal. Oleh karena itu hubu- bungan setiap pulsa akan selalu konstan.

Penyesuaian Injection timing untuk kondisi kendaraan di kontrol berdasarkan masukan dari masing-masing sensor. Injection timing ditentukan dengan membandingkan nilai pengukuran aktual pulse signals dari CKP sensor atau CMP sensor dengan target injection timing yang disimpan didalam data pemetaan ECM.

Tech 2 mengindikasikan “Synchronization Mode” untuk melaporkan kedua status signal-signal tersebut adalah:

0: Hanya CMP signal yang tidak terdeteksi atau CMP &

CKP signals tidak terdeteksi. (Mesin tidak dapat di-start)

1: CKP signal tidak terdeteksi tetapi CMP signal terdeteksi

(Mesin sangat lama untuk dihidupkan)

2: CMP & CKP signals dapat dideteksi.

4JJ1-TC Engine-23

0V

19deg.CA

A B

Dalam hal timing chain salah pemasangannya, bentuk gelombang referensi tiap sensor ditunjukan gambar di samping ini. Di kasus ini timing chain terpasang hanya satu gigi lompat mundur dari arah drive sprocket. CMP sensor signals mundur kira-kira 19°CA dari posisi yang benar (A). Synchronization mode akan menunjukan “0” di data display Tech 2. Dan, ECM menginformasikan DTC P1345 “Camshaft Position & Crankshaft Position Signal Off Phase”.

Catatan! Jika timing chain terpasang lompat satu gigi kedepan atau dua gigi kebelakang dari arah drive sprocket, intake atau exhaust valves akan dapat terbentur dengan piston head. Oleh karena itu hati-hati & teliti saat memasang timing chain!

CKP & CMP Sensor

Connector Face

Related DTC

DTC

Gejala)

P0219

(0)

P0335

(4)

P0335

(8)

Nama DTC di

Scan Tool

Engine Overspeed

Crankshaft Position (CKP) Sensor No Pulse

Crankshaft Position (CKP) Sensor Extra or Missing

(Kode

4JJ1-TC Engine-24

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

- Engine speed lebih

Battery voltage

lebih dari 9V.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

tinggi dari 5400RPM selama 1 detik.

Tidak ada pulse CKP selama 1 detik

Pulse CKP sensor lebih atau kurang 6 kali atau lebih selama 3 detik

Fuel Injection Quantity

Limitation

Dibatasi - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

--- - Engine overrun.

 Kerusakan crankshaft position (CKP) sensor.  Kerusakan ECM.  Electrical interference.  Magnetic interference.  Sensor +5V reference circuit open circuit, resistan

nya tinggi / besar.

 Sensor signal circuit open circuit, resistan tinggi,

short ground, short ke low reference, short ke +5V reference circuit, short battery atau ignition voltage.

 Sensor low reference circuit open circuit, resistan

tinggi, short ke battery atau ignition voltage.

 Sensor shield circuit open circuit, resistan tinggi,

ke battery atau ignition voltage.

short

 Sensor harness connector hubungannya jelek.  Electrical interference.  Magnetic interference.  Kerusakan CKP sensor.  Kerusakan ECM.  Pemasangan sensor tidak benar.  Kerusakan CKP sensor ring.

Catatan: Interface CKP sensor adalah type pull-up.

 Sensor +5V reference circuit open circuit, resistan

tinggi/besar.

 Sensor signal circuit open circuit, resistan tinggi,

short ground, short ke low reference, short ke +5V reference circuit, short battery atau ignition voltage.

 Sensor low reference circuit open circuit, resistan

tinggi, short ke battery atau ignition voltage.

 Sensor shield circuit open circuit, resistan tinggi,

ke battery atau ignition voltage.

short

 Sensor harness connector koneksinya jelek.  Electrical interference.  Magnetic interference.  Kerusakan CKP sensor.  Kerusakan ECM.  Pemasangan sensor tidak benar.  Kerusakan CKP sensor ring.

Catatan: Interface CKP sensor adalah type pull-up.

Kemungkinan Penyebab

DTC

(Kode

Gejala)

P0340

P1345

(4)

(8)

(0)

Nama DTC di

Scan Tool

Camshaft Position (CMP) Sensor No Pulse

Camshaft Position (CMP) Sensor Pulse Faulty or Invalid

Crankshaft Position & Camshaft Position Signal Off Phase

4JJ1-TC Engine-25

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 DTC P1345

(Kode Gejala

0) tidak ditentu- kan.

 Crankshaft

position (CKP) sensor signals dimunculkan.

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 Engine speed

lebih tinggi dari

100RPM.

 DTC P0335

(Kode gejala 4, 8 & A) tidak

dimunculkan

 DTC P0340

(Kode gejala 4, 8 & A) tidak

dimunculkan.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Tidak ada pulse CMP selama 1 detik.

Kelebihan atau kekuranagn CMP pul se selama 1.5 detik

CKP dan CMP sensor signals tidak sinkron selama 3 detik.

Fuel Injection Quantity

Limitation

Dibatasi - - - n Mekanikal timing mesin tidak benar.

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

--- -

Status

Control

Lainnya

 Sensor +5V reference circuit open circuit, resistan

 Sensor signal circuit open circuit, resistan tinggi,

 Sensor low reference circuit open circuit, resistan

 Sensor shield circuit open circuit, resistan tinggi,

 Sensor harness connector koneksinya jelek  Electrical interference.  Magnetic interference.  Kerusakan CMP sensor.  Kerusakan ECM.

  Kerusakan CMP sensor ring.

Catatan: Interface CMP sensor adalah type pull-up.

 Sensor +5V reference circuit open circuit, resistan

 Sensor signal circuit open circuit, resistan tinggi,

 Sensor low reference circuit open circuit, resistan

 Sensor shield circuit open circuit, resistan tinggi,,

 Sensor harness connector koneksinya jelek.  Electrical interference.  Magnetic interference.  Kerusakan CMP sensor.  Kerusakan ECM.  Pemasangan sensor tidak benar.  Kerusakan CMP sensor ring.

Catatan: Interface CMP sensor adalah type pull-up.

Kemungkinan Penyebab

tinggi/besar.

short ground, short ke low reference, short ke +5V reference circuit, short battery atau ignition voltage.

tinggi, short ke battery atau ignition voltage.

short

ke battery atau ignition voltage.

Pemasangan sensor tidak benar.

nya tinggi/besar.

s

hort ground, short ke low reference, short ke +5V

r

eference circuit, short battery atau ignition voltage.

tinggi, short ke battery atau ignition voltage.

s

hort ke battery atau ignition voltage.

4JJ1-TC Engine-26

VEHICLE SPEED (VS) SENSOR

Vehicle speed (VS) sensor adalah magnet yang diputar oleh output shaft transmisi. VS sensor menggunakan hall effect element. Berhubungan dengan magnetic field yang dihasilkan dengan memutarkan magnet dan output nya square wave pulse signal. Tegangan 12volts disu- play dari fuse (10A) “Meter”. Engine control module (ECM) menghitung vehicle speed yang dihasilakn VS sensor.

Jika Kendaraan menggunakan automatic transmission dan 2WD, square wave pulse signals akan dikirimkan dari transmission control module (TCM) ke ECM.

1. M/T or 4WD A/T

2. 2WD A/T

0V

CH1 0V

Hasil perhitungan signal dapat dilihat di Tech 2 pada vehicle speed unit “km/h” atau “MPH”. Gelombang referensi VS sensor ditunjukan seperti gbr di sebelah kiri. output signal dapat diukur pada terminal J2-62 ECM.

Terminal Pengukuran: J2-62(+) J1-73(-) Skala Pengukuran: 5V/div 50ms/div Kondisi Pengukuran: Kira-kira 20km/h (13MPH)

Catatan! Di data display “km/h“ atau “MPH” akan menjadi nilai yang muncul saat DTC berhubungan ke VS sensor bila open/short.

Jika kendaraan dipasangkan immobilizer system, signal kecepatan kendaraan diberikan melalui immobilizer control unit (ICU).

Terminal Pengukuran: 6 of B-68 (CH1), 8 of B-68 (CH2) GND(-)

Skala Pengukuran: 5V/div 50ms/div Kondisi Pengukuran: Kira-kira 20km/h (13MPH)

CH2 0V

4JJ1-TC Engine-27



VS Sensor

Connector Face

(M/T & A/T 4WD)

VS Sensor

Connector Face

(A/T 2WD)

DTC yang berhubungan

DTC

(Kode

Gejala)

P0500

(0)

(8)

Nama DTC di

Scan Tool

Vehicle Speed Sensor (VS) Sensor Circuit No Pulse

Vehicle Speed Sensor (VS) Sensor Performance

Kondisi untuk

Menjalankan

 Battery voltage

is more than 9V.

Engine speed

lebih tinggi dari

1000RPM.

Fuel injection

quantity adalah 0mm3/st .

Battery voltage lebih dari 9V.

DTC

Kondisi untuk

Menentukan DTC

VS sensor signals

tidak dihasilkan dalam 5 detik.

Perubahan VS sensor signal sangat tajam.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

--- -

Kemungkinan Penyebab

 Sensor +12V circuit open circuit atau resistannya

terlalu tinggi.

 Sensor signal circuit open circuit, short ke ground

atau short ke battery atau ignition voltage.

 Sensor low reference circuit open circuit atau re-

sistannya terlalu tinggi.

 Sensor harness connector koneksinya tidak baik.  Electrical interference.  Magnetic interference.  Kerusakan VS sensor.  Kerusakan ECM.  Kerusakan ICU.  Kerusakan meter  Sensor +12V circuit open circuit atau resistannya

terlalu tinggi/besar.

 Sensor signal circuit open circuit, short ke ground

atau short ke battery atau ignition voltage.

 Sensor low reference circuit open circuit atau re-

sistannya terlalu tinggi/besar

 Sensor harness connector koneksinya tidak baik.  Instrument panel cluster (meter assembly) rusak  Electrical interference.  Magnetic interference.  Kerusakan VS sensor.  Kerusakan ECM.  Kerusakan ICU.

.

4JJ1-TC Engine-28

BAROMETRIC PRESSURE (BARO) SENSOR

5.0

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

Output (Volts)

1.5

1.0

0.5

0.0

BARO Sensor Characteristic -Reference-

50 60 70 80 90 100 110

Barometric Pressure (kpa)

Barometric pressure (BARO) sensor lokasinya ada di intake manifold. Tetapi, tidak dipasangkan didalam

manifold. Hanya ditempatkan di manifold dengan bracket. BARO sensor adalah transducer memiliki tegangan ber- variasi berdasarkan perubahan tekanan barometric. BARO sensor menyediakan signal ke Engine control module (ECM) pada BARO sensor signal circuit, dimana

sesuai dengan relatif perubahan tekanan. Sensor mende teksi signal tegangan rendah saat tekanan barometric rendah, seperti pada tempat yang tinggi. ECM mendeteksi signal tegangan tinggi saat tekanan barometric tinggi, seperti pada tempat yang rendah (sea level area). ECM menggunakan voltage signal ini untuk mengkalibrasi fuel injection volume dan injection timing di tempat yang tinggi.

1. Barometric Pressure (BARO) Sensor

Karateristik BARO sensor ditunjukan pada grafik dan tabel disamping. Perhitungan tekanan barometric dapat dilihat di Tech 2 dengan unit “kpa”. Output voltage juga dapat ditemukan di Tech 2.

Catatan! di data display “kpa” akan menjadi nilai yang dimunculkan saat DTC berhubungan ke BARO sensor bila open/short. Untuk mendiagnosa, DTC ini, amati “Volts” pada data display.

kpa psi Volts

50 7.3 1.0 60 8.7 1.3 70 10.2 1.5 80 11.6 1.8

90 13.1 2.0 100 14.5 2.3 110 16.0 2.8

4JJ1-TC Engine-29

BARO Sensor

Connector Face

Related DTC

DTC

Gejala)

P1105

(1)

P1105

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

Barometric Pressure (BARO) Sensor Circuit High Voltage

Barometric Pressure (BARO) Sensor Circuit Low Voltage

(Kode

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 DTC P1622

(Symptom Code 1 & 2) ti-

dak ditentukan.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

BARO Sensor signal voltage lebih dari 4.75V selama 3 detik.

BARO sensor signal voltage ku-

rang dari 0.1V sela ma 3 detik.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status Control

- Di Offkan Di Offkan ECM menggu

nakan BARO pengganti pa da 101KPa

(14.5psi)

mengontrol mesin.

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

 Sensor signal circuit short ke +5V reference

circuit, short

 Sensor low reference circuit open circuit atau re-

sistannya terlalu tinggi.

utk

 Sensor harness connector koneksinya tidak baik.  Kerusakan BARO sensor.  Kerusakan ECM.  Sensor +5V reference circuit open circuit, resis-

ke battery atau ignition voltage circuit

tannya terlalu tinggi/besar.

 Sensor signal circuit open circuit, resistannya

terlalu tinggi, short ke ground atau short ke low

reference circuit.

 Sensor harness connector koneksinya tidak baik.  Kerusakan BARO sensor.  Kerusakan ECM.

4JJ1-TC Engine-30

ACCELERATOR PEDAL POSITION (APP) SENSOR

Accelerator pedal position (APP) sensor dipasangkan pada accelerator pedal assembly. Sensor terdiri dari tiga individu sensor dalam satu rumah. Engine Control module (ECM) menggunakan APP sensors untuk menentukan jumlah akselerasi atau deselerasi sesuai dengan keinginan pengendara saat mengendarai kendaraan melalui fuel injector control.

1. Accelerator Pedal Position (APP) Sensor

2. Pedal Bracket

3. Nut

5

4.5

4

3.5

3

2.5

2

Output (Volts)

1.5

1

0.5

0

0 102030405060708090100

APP Sensor Characteristic -Reference-

APP3

APP2

APP1

Accelerator Pedal Position (%)

APP SensorPedal Position (%) Volts

1 0 0.1 - 1.2 1 100 3.8 - 4.8 2 0 3.8 - 4.8 2 100 0.2 - 1.2 3 0 3.8 - 4.8 3 100 1.2 - 2.2

Karateristik APP sensor 1, 2 & 3 ditunjukan oleh grafik dan tabel disamping. Perhitungan sudut accelerator pedal dapat dilihat di Tech 2 dengan unit “%”. Juga output voltage dapat ditemukan di Tech 2, dimana pengukuran dapat dilakukan di terminal J2-12, J2-10 & J2-8 ECM.

Catatan! Jika satu APP sensor DTC muncul, ECM akan menggunakan dua APP sensors yang lain untuk menghitung sudut pedal. Sudut APP di set akan menjadi 0 –100%.

Jika dua APP sensors keluar dari range, ECM akanl menggunakan satu APP sensor lainnya untuk menghitung sudut pedal. Sudut APP akan terbatas sampai dengan 50%.

Jika ketiga APP sensors keluar dari range, Sudut APP akan menjadi 13% (M/T) atau 7% (A/T).

ECM memonitor setiap signal sensor. Jika terjadi kesalahan pada ketiga sensor, Maka DTC akan disimpan. Normalnya dua DTCs akan muncul bersamaan.

 APP sensor 1 skewed: P1121 & P1125 sets  APP sensor 2 skewed: P1121 & P1123 sets  APP sensor 3 skewed: P1123 & P1125 sets

4JJ1-TC Engine-31

Jika kendaraan menggunakan automatic transmission,

10.0ms

1.0ms

5.0ms

9.0ms

perhitungan accelerator pedal position akan dikirimkan ke transmission control module (TCM). 100Hz-duty signal diberikan dari terminal J2-56 ECM.

 10% Off Duty Ratio: Accelerator pedal position 0%  50% Off Duty Ratio: Accelerator pedal position 50%  90% Off Duty Ratio: Accelerator pedal position 100%

APP Sensor

Connector Face

Related DTC

DTC

Gejala)

P1120

(1)

P1120

(2)

P1121

(8)

P1122

(1)

P1122

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 1 Circuit High Voltage

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 1 Circuit Low Voltage

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 1-2 Correlation

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 2 Circuit High Voltage

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 2 Circuit Low Voltage

(Kode

4JJ1-TC Engine-32

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 DTC P1620

(Kode gejala 1 & 2) tidak di munculkan.

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 DTC P1120

(Kode gejala 1 & 2) tidak di- munculkan.

 DTC P1122

(Kode gejala 1 & 2) tidak di- munculkan.

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 DTC P1622

(Kode gejala 1 & 2) tidak di

munculkan.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

APP sensor 1 signal voltage lebih dari 4.85V.

APP sensor 1 signal voltage ku- rang dari 0.15V.

APP sensor 1 dan 2 lebih dari 40%

keluar range dari yang lainnya.

APP sensor 2 signal voltage lebih dari 4.85V.

APP sensor 2 signal voltage ku- rang dari 0.15V.

Fuel Injection Quantity

Limitation

Dibatasi - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

 APP sensor 1 signal circuit short ke +5V reference

circuit, short ke battery atau ignition voltage circuit.

 APP sensor 1 low reference circuit open circuit atau

resistannya terlalu tinggi.

 APP sensor harness connector koneksi tidak baik.  Kerusakan APP sensor 1.  Kerusakan ECM.

Catatan: APP sensor 1 ada didalam APP sensor assembly.

 APP sensor 1 +5V reference circuit open circuit,

resistannya terlalu tinggi.

 APP sensor 1 signal circuit open circuit, resistan-

nya terlalu tinggi, short ke ground atau short ke low reference circuit.

 APP sensor harness connector poor connection.  Kerusakan APP sensor 1.  Kerusakan ECM.

Catatan: APP sensor 1 ada didalam APP sensor assembly.

n

APP sensor 1 +5V reference circuit resistannya

terlalu tinggi.

 APP sensor 1 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 1 low reference circuit resistannya

terlalu tinggi.

 APP sensor 2 +5V reference circuit resistannya

terlalu tinggi.

 APP sensor 2 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 2 low reference circuit resistannya

terlalu tinggi.

 APP sensor 3 +5V reference circuit resistannya

terlalu tinggi.

 APP sensor 3 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 3 low reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor connector koneksi kurang baik.  Electrical interference.  Kerusakan APP sensor 1, 2 atau 3.  Kerusakan ECM.

Catatan: APP sensor 1, 2 atau 3 ada didalam APP sensor assembly.

 APP sensor 2 signal circuit open circuit, resistannya

terlalu tinggi, short ke +5V reference circuit, short ke

battery

atau ignition voltage circuit.

 APP sensor 2 low reference circuit open circuit atau

resistannya terlalu tinggi.

 APP sensor harness connector koneksi tidak baik.  Kerusakan APP sensor 2.  Kerusakan ECM.  Catatan: APP sensor 2 ada didalam APP sensor

assembly.

Catatan: Interface APP sensor 2 adalah type pull-up.

 APP sensor 2 +5V reference circuit open circuit,

resistannya terlalu tinggi.

 APP sensor 2 signal circuit short ke ground atau

short

ke low reference circuit.

 APP sensor harness connector koneksi tidak baik.  Kerusakan APP sensor 2.  Kerusakan ECM.  Catatan: APP sensor 2 ada didalam APP sensor

assembly.

Catatan: Interface APP sensor 2 adalah type pull-up.

DTC

(Kode

Gejala)

P1123

P1124

P1125

(8)

(1)

(2)

(8)

Nama DTC di

Scan Tool

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 2-3 Correlation

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 3 Circuit High Voltage

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 3 Circuit Low Voltage

Accelerator Pedal Position (APP) Sensor 1-3 Correlation

4JJ1-TC Engine-33

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Battery

voltage lebih dari 9V.

 DTC P1122

(Kode gejala 1 & 2) tidak di- munculkan.

 DTC P1124

(Kode gejala 1 & 2) tidak di- munculkan.

 Battery voltage

is more than 9V.

 DTC P1624

(Symptom Code 1 & 2) is not set.

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 DTC P1120

(Kode gejala 1 & 2) tidak di- munculkan.

 DTC P1124

(Kode gejala 1 & 2) tidak di

munculkan.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

APP sensor 2 dan 3 lebih dari 40% out of range dari yang lainnya.

APP sensor 3 signal circuit voltage lebih dari

4.85V.

APP sensor 3 signal circuit voltage kurang dari

0.15V.

APP sensor 1 dan 3 lebih dari 40% out of range dari yang lainnya.

Fuel Injection Quantity

Limitation

Dibatasi - - -  APP sensor 1 +5V reference circuit resistannya

Dibatasi - - -

Dibatasi - - -  APP sensor 1 +5V reference circuit resistannya

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

tinggi.

 APP sensor 1 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 1 low reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 2 +5V reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 2 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 2 low reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 3 +5V reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 3 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 3 low reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor connector koneksinya tidak baik.  Electrical interference.  Faulty APP sensor 1, 2 or 3.  Faulty ECM.

Catatan: APP sensor 1, 2 atau 3 ada didalam APP sensor assembly.

 APP sensor 3 signal circuit open circuit, resistannya

tinggi, short ke +5V reference circuit, short ke

battery

atau ignition voltage circuit.

 APP sensor 3 low reference circuit open circuit atau

resistannya tinggi.

 APP sensor harness connector koneksi tidak baik.  Kerusakan APP sensor 3.  Kerusakan ECM.  Catatan: APP sensor 3 ada didalam APP sensor

assembly.

Catatan: Interface APP sensor 3 adalah type pull-up.

 APP sensor 3 +5V reference circuit open circuit,

resistannya tinggi.

 APP sensor 3 signal circuit short ke ground atau

short

ke low reference circuit.

 APP sensor harness connector koneksi tidak baik.  Kerusakan APP sensor 3.  Kerusakan ECM.  Catatan: APP sensor 3 ada didalam APP sensor

assembly.

Catatan: Interface APP sensor 3 adalah type pull-up.

tinggi.

 APP sensor 1 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 1 low reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 2 +5V reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 2 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 2 low reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 3 +5V reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor 3 signal circuit resistannya tinggi.  APP sensor 3 low reference circuit resistannya

tinggi.

 APP sensor connector koneksinya tidak baik.  Electrical interference.  Kerusakan APP sensor 1, 2 atau 3.  Kerusakan ECM.

Catatan: APP sensor 1, 2 atau 3 ada didalam APP sensor assembly.

DTC

(Kode

Gejala)

P1201

(5)

P1201

(6)

Nama DTC di

Scan Tool

Accelerator Pedal Position (APP) PWM Output High Voltage

Accelerator Pedal Position (APP) PWM Output Low Voltage

4JJ1-TC Engine-34

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

Battery voltage

lebih dari 9V.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Kondisi High voltage pada

APP PWM output circuit terlalu lama

lebih dari 3 detik. Kondisi Low

voltage pada

APP PWM output circuit terlalu lama lebih dari 3 detik.

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

--- TCM me- nahan gear yang dipilih saat DTC muncul selama kenda raan berjalan dan lock

-up Off.

 TCM men

stop semua shift

soleno

id dan gear akan tetap berada di

rd

gigi 3 .

Kemungkinan Penyebab

 APP PWM output circuit short ke battery atau

ignition voltage circuit.

 Kerusakan TCM.  Kerusakan ECM.

 APP PWM output circuit open circuit, resistannya

tinggi atau short ke ground circuit.

 Koneksi harness connector tidak baik.  Kerusakan TCM.  Kerusakan ECM.

4JJ1-TC Engine-35

SWIRL CONTROL SOLENOID VALVE

Swirl control solenoid valve berada di sebelah kiri dari cylinder block dan diikatkan dengan fuel rail bracket. Dengan command signal dari terminal J1-67 ECM sele- noid valve ini memberikan tekanan vacuum ke diapragm actuator untuk mengerjakan swirl control butterfly yang

terpasang pada setiap lubang intake. Perintah tersebut dapat dilihat di data display Tech-2 dan berhubungan dengan command signal, butterfly valve dan swirl state dapat dilihat seperti berikut.

Command Vacuum Butterfly Valve Swirl

OFF Cut Open Low

ON Apply Close High

1. Swirl Control Solenoid Valve

2. Swirl Control Actuator

3. Butterfly Valves

Swirl control solenoid valve adalah konvensional vacuum switch valve (VSV). Ia memiliki standard coil resistance 35 - 45 ohms pada temperatur 20°C (68°F).

1. Vacuum Hose Connect to Swirl Control Actuator

2. Vacuum Hose Connect to Vacuum Source

4JJ1-TC Engine-36

Solenoid Valve

Connector Face

Related DTC

DTC

Gejala)

P1480

(5)

P1480

(6)

Nama DTC di

Scan Tool

Swirl Control Solenoid Valve Control Circuit High Voltage

Swirl Control Solenoid Valve Control Circuit Low Voltage

(Kode

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Battery voltage

lebih dari

9V.

 Ignition switch

posisi ON.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Kondisi High voltage pada

swirl control solenoid valve control circuit terlalu lama lebih dari 1

detik saat selenoid valve memerintahkan ON.

Kondisi Low voltage pada swirl control selenoid valve control circuit terlalu lama lebih dari 1 detik saat selenoid valve memerintahkan untuk OFF.

Fuel Injection Quantity

Limitation

-

Dibatasi

Fail-Safe (Back Up)

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status

Control

Lainnya

-- -

Kemungkinan Penyebab

 Swirl control solenoid valve control circuit short ke

battery

atau ignition voltage circuit.

 Kerusakan swirl control solenoid valve.  Kerusakan ECM.

 Swirl control solenoid valve voltage feed circuit

open circuit

 Swirl control solenoid valve control circuit open

circuit,

 Koneksi harness connector tidak baik.  Kerusakan swirl control solenoid valve.  Kerusakan ECM.

atau resistannya tinggi.

resistannya tinggi atau short ke ground.

4JJ1-TC Engine-37

FUEL SYSTEM

FEATURE OF THE COMMON RAIL SYSTEM

1. Fuel Tank

2. Fuel Filter

3. Fuel Supply Pump

4. One-way Valve

5. Fuel Rail

6. Pressure Limiter Valve

7. Flow Damper

8. Fuel Rail Pressure Sensor

9. Injector

10. Engine Control Module (ECM)

11. Camshaft Position (CKP) Sensor

12. Crankshaft Position (CKP) Sensor

13. Various Sensor Inputs

Common rail system disebut type accumulator chamber yang menggunakan rel bahan bakar untuk menyalurkan bahan bakar bertekanan dan injectornya dilengkapai de ngan electronically solenoid valves untuk menyemprotkan bahan bakar kedalam ruang bakar. Injection system (Injection pressure, injection rate, dan injection timing) dikontrol oleh Engine control module (ECM), dan oleh karena itu common rail system dapat dikontrol secara independen bebas dari pengaruh kecepatan dan beban mesin. Tekanan injeksi akan tetap stabil pada tiap saat, terutama dalam batasan kecepatan mesin rendah, sehingga asap hitam yang dihasilkan mesin diesel saat kendaraan pertama dihidupkan atau saat akselerasi dapat dikurangi secara baik. Hasilnya emisi gas buang bersih dan sedikit, dan tenaga mesin yang didapat sangat besar.

1. High Pressure Control

 Memungkinkan tekanan injeksi yang tinggi pada range

putaran mesin rendah.

 Pengontrolan yang optimal untuk meminimalkan kadar

emisi PM dan NOx.

2. Injection Timing Control

 Pengontrolan optimal terhadap penyesuaian hasil akhir

yang dicari pada kondisi kendaraan berjalan dapat dicapai.

3. Injection Rate Control

 Penginjeksian awal (Pilot injection) dilakukan sedikit sebe-

lum penginjeksian utama dilakukan.

4JJ1-TC Engine-38

FUEL SUPPLY PUMP

FSP merupakan jantung dari tipe penginjeksian bahan bakar elektronik sistem common rail, injection pump tidak dipakai lagi dan supply pump type plunger dibuat untuk men-supply bahan bakar bertekan tinggi ke fuel rail. Supply pump dipasangkan pada posisi yang sama seperti injection pump konvensional, dan digerakkan 1:1 terhadap mesin. Feed pump (trochoid type) dipasang dibagian dalam supply pump untuk menyedot bahan bakar dari fuel tank ke

plunger chamber. Juga, pada supply pump dilengkapi oleh suction control valve (SCV) untuk mengontrol supplay bahan bakar bertekanan tinggi ke fuel rail dan sebuah fuel tempera ture (FT) sensor untuk mendeteksi temperatur bahan bakar.

1. Fuel Temperature (FT) Sensor

2. Suction Control Valve (SCV)

3. Fuel Supply Pump

4. Bracket

Catatan! Untuk membuat karateristik fuel supply pump sesuai dengan kerja ECM, biarkan mesin idle selama pemanasan setelah ECM atau supplay pump diganti. Jika DTC's fuel system tersimpan pada waktu yang ditentukan, Sekali menghapus DTC lalu panaskan mesin lagi.

Type HP3

Gear Ratio to Crankshaft 1:1

Rotational Direction

Feed Pump Trochoid type

Plunger Diameter x Number 8.5mm x 2

Plunger Lift 5.6mm

SCV Type Normally Open

1. Driveshaft

2. Ring Cam

3. Pump Body

4. Plunger

5. Filter

6. Regulating Valve

7. Feed Pump

8. Suction Control Valve (SCV)

9. Fuel Temperature (FT) Sensor

Clockwise as viewed from

drive side

4JJ1-TC Engine-39

1. Fuel Tank

2. Fuel Filter

3. Suction

4. Fuel Inlet

5. Feed Pump

6. Regulating Valve

7. Suction Control Valve (SCV)

8. Return Spring

9. Plunger

10. Suction Valve

11. Delivery Valve

12. Fuel Overflow

13. Return

14. Fuel Rail

15. Injector

16. Driveshaft

17. Suction Pressure

18. Feed Pressure

19. High Pressure

20. Return Pressure

Bahan bakar dihisap masuk kedalam plunger chamber oleh feed pump yang ada didalam supply pump, dan se- lanjutnya ditekan dengan tekanan tinggi ke fuel rail oleh dua plungers yang digerakkanoleh camshaft disitu. Kerja

SCV berdasarkan signals dari engine control module (ECM) yang mengontrol kuantiti dan timing bahan bakar

untuk disupply ke fuel rail. Type pump ini dapat mense- suaikan jumlah bahan bakar di tekanan rendah dan pengiriman tekanan tinggi bila diperlukan sehingga efisien.

4JJ1-TC Engine-40

Operation of the Fuel Feed Pump

1. From Fuel Tank

2. Intake Port

3. To Pump Chamber

4. Discharge Port

5. Inner Rotor

6. Outer Rotor

7. Fuel Quantity Decrease

8. Fuel Quantity Increase

9. Fuel Quantity Decrease (Fuel Discharge)

10. Fuel Quantity Increase (Fuel Intake)

Feed pump type trochoid, yang terintegrasi dalam fuel supply pump, mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar masuk ke dua plungers melalui filter dan SCV. Feed pump digerakkan oleh drive shaft. Dengan berputarnya inner rotor, feed pump menyalurkan bahan bakar dari suction port dan memompanya keluar dari discharge port

Pengeluaran ini disesuaikan dengan ruang adanya penambahan (increase) dan pengurangan (decrease) ruang outer dan inner rotors.

1. Ring Cam

2. Plunger A

3. Plunger B

4. Feed Pump

4JJ1-TC Engine-41

Operation of the Fuel Supply Pump

1. Suction Control Valve (SCV)

2. Suction Valve

3. Delivery Valve

4. Eccentric Cam

5. Ring Cam

6. Plunger A Top Dead Center (TDC) at Compression Stroke

7. Plunger B Bottom Dead Center (BDC) at Intake Stroke

8. Plunger A Beginning of Compression Stroke

9. Plunger B Beginning of Compression Stroke

10. Plunger A Bottom Dead Center (BDC) at Intake Stroke

11. Plunger B Top Dead Center (TDC) at Compression Stroke

12. Plunger A Beginning of Compression Stroke

13. Plunger B Beginning of Intake Stroke

Ring cam menekan plunger “A” kedalam kearah atas seperti putaran eccentric cam seperti ditunjukan gambar. Plunger “B” didorong dalam arah berlawanan dari plu-

nger “A” oleh tekanan spring. Sebagai hasilnya, plunger “B” menghisap bahan bakar disaat plunger “A” menya- lurkan bahan bakar dengan tekanan ke fuel rail.

4JJ1-TC Engine-42

Operation of Suction Control Valve (SCV)

2

1

Solenoid valve type linear telah diadopsi. ECM me- Engontrol 250Hz duty ratio (lamanya waktu arus yang

bekerja di SCV), yang bertugas mengontrol jumlah bahan bakar yang dikirim ke plunger tekanan tinggi. pressure plunger. Beban berputar supply pump berkurang hanya saat jumlah bahan bakar yang diterima rail pressure sudah sesuai target.

Saat arus mengalir ke SCV, tekanan electromotive va riable dihasilkan sesuai dengan duty ratio, menggerakan armature ke sisi kiri. Armature menggerakan cylinder ke sisi kiri, mengubah fuel passage terbu ka dan dengan demikian mengatur jumlah bahan bakar Saat SCV OFF, spring pengembali akan mendorong membuka penuh fuel passage dan bahan bakar menga lir ke plungers (Full quantity intake dan full quantity discharge) Saat SCV ON, tekanan dari return spring ber gerak mendorong cylinder ke kanan, menutup saluran bahan bakar (normally open).

Pengontrolan arus SCV dapat dilihat di data display Tech-2 dengan unit “mA”. SCV On duty ratio juga da pat ditemukan di data display Tech 2 dengan “%”.

A

B

1. Valve

2. Coil A. Small Duty Ratio (Large Suction Quantity) B. Large Duty Ratio (Small Suction Quantity)

Catatan! JANGAN mencoba memutar mesin atau

menghidupkan mesin saat konektor harness SCV atau konektor harness ECM tidak terhubung. Pressure limiter valve akan terbuka bila SCV pada membuka normal dan seluruh jumlah bahan bakar disupplay ke fuel rail. Oleh karena itu, JANGAN melepas konektor selain jika prosedu diagnosa harus dikerjakan oleh anda.

Catatan! Jika SCV control low circuit antara ECM dan SCV short ke ground, DTC dapat tersimpan Kondisi ini akan membuat mesin mati, sulit distart atau mesin berputar tetapi tidak hidup. Tetapi arus pengontrolan yang ke SCV akan turun menjadi kira-kira 500mA.

4JJ1-TC Engine-43

1. Feed Pump

2. Suction Control Valve (SCV)

3. Cylinder

4. Large Valve Opening (Maximum Intake Quantity)

5. Small Valve Opening (Minimum Intake Quantity)

4JJ1-TC Engine-44

Suction Control Valve (SCV)

Connector Face

Related DTC

DTC

Gejala)

P0090

(6)

P0090

(7)

P0090

(8)

Nama DTC di

Scan Tool

Fuel Pressure Regulator Solenoid Control Circuit Low or High Voltage

Fuel Pressure Regulator Solenoid Control Circuit Over Current

Fuel Pressure Regulator Solenoid Control Circuit Invalid

(Kode

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

Battery voltage

lebih dari 9V.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

SCV control high circuit shorted ke ground, shorted ke battery atau ignition voltage selama 1 detik.

SCV control low circuit shorted ke battery atau ignition voltage.

Arus yang bekerja di SCV kurang dari

100mA, lebih dari 2450mA atau ber-

beda dengan

desired current dan aktual current lebih

dari 1000mA selama 1.6 detik.

Fail-Safe (Back Up)

Fuel Injection Quantity

Limitation

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Status Control

Dibatasi - - -

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

 SCV control high circuit short ke ground, short

ke battery atau ignition voltage. (P0090 (kode gejala 8) dapat juga dimunculkan.)

 Kerusakan ECM.

 SCV control low circuit short ke battery atau

ignition voltage. (P0090 (

Kode gejala 8) dapat

juga dimunculkan.)

 Kerusakan ECM.  SCV control high circuit open circuit atau resistan

nya tinggi.

 SCV control high circuit short ke ground, short

ke battery atau ignition voltage. (P0090 (Kode gejala 6) dapat juga dimunculkan.)

 SCV control low circuit open circuit, resistannya

tinggi atau short ke ground.

 SCV control low circuit short ke battery atau

ignition voltage. (P0090 (

Kode gejala 7) dapat

juga dimunculkan.)

 SCV internal coil open circuit  Kerusakan ECM.

Catatan: SCV ada dibagian dalam fuel supply pump assembly.

4JJ1-TC Engine-45

FUEL RAIL (COMMON RAIL)

Dengan dipergunakannya tipe sistem elektronik peng- injeksian bahan bakar, fuel rail dihubungkan ke saluran tekanan tinggi bahan bakar antara supply pump dan injectors. Sensor tekanan dan pressure limiter (pembatas tekanan dipasangkan pada fuel rail. Pressure sensor mendeteksi tekanan bahan bakar didalam fuel rail dan mengirimkan signalnya ke ECM. Berdasarkan signal ini ECM mengontrol tekanan bahan bakar didalam fuel rail memalui Suction Control Valve di supply pump. Pressure limiter membuka valve secara mekanikal untuk menjaga tekanan saat tekanan bahan bakar didalam fuel rail sangat berlebihan.

1. Fuel Rail

2. Fuel Rail Pressure Sensor

3. Pressure Limiter Valve

4. Flow Damper

5. Bracket

Operation of the Pressure Limiter Valve

Pressure limiter valve membuang tekanan dengan mem buka valve (2) jika tekanan abnormal sangat tinggi ter jadi. Valve (2) membuka saat tekanan didalam rail naik kira-kira 220MPa (32000psi), dan tertutup saat tekanan turun kira-kira 50MPa (7250psi). Bahan bakar yang dibo- corkan oleh pressure limiter valve akan dikembalikan ke tangki bahan bakar melalui pipa pengembalian.

1. From Fuel Rail

2. Valve

3. Valve Body

4. Valve Guide

5. Spring

6. Housing

7. To Fuel Return Pipe

Catatan! Karena kerjanya membatasi tekanan yang maksimum pressure limiter valve yang dioperasikan harus diganti. Ada kemungkinan pressure limiter valve yang tekanan pembukaannya lemah dapat memunculkan DTC hampir dapat dipastikan kasusnya dengan terbuka banyak sekali.

4JJ1-TC Engine-46

Operation of the Flow Damper

Flow dampers dipasang pada saluran keluar fuel rail untuk meredam gelombang pulsa dari tekanan bahan bakar di dalam fuel rail atau untuk men-stop supplay bahan bakar kar saat terjadi kebocoran didalam flow damper. Bahan bakar dikirimkan ke injector melalui orifice piston. Gelom bang pulsa yang terjadi didalam fuel rail diredam oleh kekuatan return spring (5) dan hambatan dari lubang orifi ce (2), dimana piston (4) bekerja sebagai damper. Juga, permukaan belakang piston (4) menutup lubang supplay bahan bakar sehingga supplay bahan bakar terhenti, jika terjadi kebocoran bahan bakar di injection pipe atau injector dan pada tekanan bahan bakar didalam flow damper yang mensuplai melalui orifice (2) + tekanan return spring (5) tidak balance dengan tekanan bahan bakar yang bekerja di permukaan piston (4) lebih dulu ke orifice (2). Piston (4) akan kembali saat tekanan bahan bakar didalam common rail kurang dari 1.0MPa (145psi).

1. From Fuel Rail

2. Orifice

3. Slit

4. Piston

5. Return Spring

6. Housing

7. To Injector

4JJ1-TC Engine-47

FUEL RAIL PRESSURE (FRP) SENSOR

5.0

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

Output (Volts)

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0

FRP Sensor Characteristic -Reference-

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220

Fuel Rail Pressure (Mpa)

Fuel rail pressure (FRP) sensor dipasangkan di fuel rail dan ia mendeteksi tekanan bahan bakar didalam

fuel rail, meng-konversikan tekanan menjadi voltage signal dan dikirim ke engine control module (ECM). ECM mensupai tegangan 5-volts ke FRP sensor pada 5volts reference circuit. ECM juga menyediakan ground pada low circuit. Tekanan bahan bakar yang tinggi dirubah signal tegangan tinggi dan jika rendah dijadikan signal ren dah oleh FRP sensor. ECM menghitung aktual tekanan di dalam fuel rail(fuel pressure) dari signal voltage dan hasil nya digunakan untuk perintah pengontrolan fuel injection.

Karateristik FRP sensor ditunjukan pada grafik dan tabel disamping. Hasil Perhitungan fuel rail pressure dapat di Tech 2 dengan unit “MPa” atau ”psi”. Output voltage juga dapat dilihat di Tech 2. Untuk mendiagnosa fuel system, nilai yang diinginkan juga dapat ditemukan.

Catatan! Pada data display “Desired Fuel Rail Pressure” akan menjadi nilai yang dimunculkan saat DTC berhubungan dengan FRP sensor bila open/.

short. Untuk mendiagnosa DTC ini, amati “Actual Fuel Rail Pressure” atau “Volts” pada data display.

Mpa ps i Volts

57251.1 20 29 00 1.4 40 58 00 1.7 60 87 00 2.0 80 11600 2.3

100 14500 2.6 120 17400 2.9 140 20310 3.2 160 23210 3.5 180 26110 3.9 200 29010 4.2 220 31910 4.5

4JJ1-TC Engine-48

Related DTC

DTC

(Kode gejala)

P0193

(1)

(2)

Nama DTC pada Scan

Tool

Fuel Rail Pressure (FRP) Sensor Circuit High Voltage

Fuel Rail Pressure (FRP) Sensor Circuit Low Voltage

Kondisi untuk Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 DTC P1622

(Symptom Code 1 & 2) tidak set.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Tegangan signal FRP sensor lebih dari 4.75V.

Tegangan signal FRP sensor kurang dari 0.1V.

Fail-Safe (Back Up)

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Dibatasi - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Status control

lainnya

Fuel Rail Pressure (FRP)

Sensor Connector Face

Kemungkinan Penyebab

 Sirkuit sensor signal putus, high resistance, short

dengan sirkuit referensi +5V, short dengan battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit sensor low referensi putus, high

resistance.

 Konektor harnes sensor hubungannya kendor.  FRP sensor rusak.  ECM rusak  Gangguan kelistrikan.  Ganguan kemagnetan.

Catatan : Bagian dalam dari FRP sensor adalah pull-up type.

 Sirkuit sensor referensi + 5V putus (open circuit),

high resistance.

 Sirkuit sensor signal short dengan ground atau

short dengan sirkuit low reference.

 Konektor harness sensor hubungannya kendor.  FRP sensor kendor.  ECM rusak.  Gangguan kelistrikan.  Gangguan kemagnetan.

Catatan : Bagian dalam dari FRP sensor adalah pull-up type.

4JJ1-TC Engine-49

r

FUEL INJECTOR

Fuel Injection Quantity (mm3/st)

4-1

P

3-1

P

Injector Control Pulse Width (micro sec.)

180MPa

5-2

P

5-1

4-2

P

2-1

P

Engine

Code

P2-2 P3-1 P3-2

P4-1 P4-2 P4-3

P5-1 P5-2

4-3

P

3-2

P

1-1

P

P1-1 P2-1

140MPa

90MPa

64MPa

2-2

P

30MPa

Checksum

Code

Tipe Injektor Electronic control dikontrol oleh engine control module (ECM). Sama dengan injection nozzle konvensional, ditambah dengan command piston, solenoid valve, dan lain-lain.

Barcode dua dimensi menunjukkan karakteristik variasi injector yang ditandai laser pada body fuel injector, dan ID code menunjukkan urutan angka dari (24 figur urutan abjad) tanda laser pada connector housing. Sistem ini menggunakan QR code information untuk mengoptimalkan injection quantity control. Apabila mengganti injector baru pada kendaraan, memerlukan input ID code pada engine control module (ECM). Lainnya untuk mengurangi toleransi performance injector, ID code diadopsi untuk meningkatkan kepresisian quantity penginjeksian pada injectors. Menggunakan ID code meningkatkan substansi yang dihasilkan dari jumlah quantity penginjeksian bahan bakar pada titik yang baik, dan kepresisian injection quantity control diperbaiki. Karakteristik dari silinde engine selanjutnya disatukan, turut serta untuk memperbaiki efisiensi pembakaran, dan juga mengurangi emisi gas buang.

1. ID Code (24 Alphanumeric Figures for Service Use)

2. Leak Off Pipe

3. Two Dimensional Barcode (Assembly Production Use)

4. Fuel Intake Port

5. O-Ring

Catatan! Penggantian injector HARUS diprogram . Juga, jika ECM diganti, ID code HARUS diprogram.

2 Figur pertama artinya engine code. 20 figur berikutnya artinya sepuluh point perbaikan fuel injection quantity . Dua figure terakhir artinya total check code dari 22 figure.

Catatan! Engine Code ini adalah identitas dari engine, model, yang digunakan hanya injector.

 Engine Code untuk 4JJ1: 51  Engine Code untuk 4JK1: 53

JANGAN keliru dengan Engine Code diberikan pada VIN (17 figur nomor chassis).

4JJ1-TC Engine-50

r

w

0V

A B

ID code setiap fuel injector dapat juga ditemukan pada label yang diberikan dari pabrik yang ditempatkan pada cylinder head cover.

Catatan! Apabila memprogram ID code, hanya merecord dari label ini jika fuel injector TIDAK diganti dulu.

1. ID Code Fuel injector silinder no 1

2. ID Code Fuel injector silinder no 2

3. ID Code Fuel injector silinder no 3

4. ID Code Fuel injector silinder no 4

5. Label ID Code Injector

6. Cylinder Head Code

Merubah sirkuit pada ECM menaikan tegangan (sekita 130 volt) untuk kumparan injector dan dibagi dalam dua bagian, common 1 dan 2. Common 1 melayani fuel injector pada cylinders 1 dan 4. Common 2 ,melayani fuel injector cylinders 2 dan 3.

Untuk mencapai pengurangan engine noise dan lo emission exhaust gas, pada system ini diterapkan pre injection (pilot injection). Pre injection diberikan diantara engine idle speed dan sekitar 2700 RPM.

Waveform disebelah kiri menunjukkan ECM control signal terhadap injector. Pulse pertama (A) adalah pre injection. Setelah sekitar 5.3 ms, selanjutnya pulse (B) untuk main injection.

Measurement Scale: 50V/div 2ms/div Measurement Condition: Idle Speed (700RPM)

4JJ1-TC Engine-51

r

Operation of Fuel Injector

1. Return Port

2. Solenoid

3. Two Way Valve (TWV)

4. Outlet Orifice

5. Control Chamber

6. Inlet Orifice

7. Command Piston

8. Nozzle

9. High Pressure Fuel

10. Driving Current

11. Pressure in Control Chamber

12. Injection Rate

13. No Injection State

14. Injection State

15. Injection End State

1) Status Non-injection

Two way valve (TWV) (3) menutup outlet orifice (4) oleh adanya gaya spring, apabila tidak ada arus yang disuplai dari ECM ke solenoid (2). Pada saat ini, tekanan bahan bakar pada ujung nozzle utama (8) adalah sama dengan tekanan bahan bakar pada control chamber (5) melalui inlet orifice (6). Karena gaya yang berlawanan pada status ini, tekanan pada bagian atas command piston (7) + gaya nozzle spring mengalahkan tekanan pada ujung nozzle utama, dan konsekwensinya nozzle (8) tertekan kebawah untuk menutup lubang injection.

2) Awal Injection

TWV (3) tertarik ke atas untuk membuka outlet orifice (4), dan kemudian bahan bakar keluar menuju ke return port (4), saat arus diberikan dari ECM ke solenoid (2). Sebagai hasilnya, nozzle (8) tertekan bersamaan dengan command piston (7) oleh tekanan bahan baka pada ujung nozzle utama, dan kemudian lubang nozzle injection membuka untuk menginjeksikan bahan bakar.

3) Akhir Injection

Bagian bawah TWV (3) menutup outlet orifice (4), ketika ECM memutuskan arus yang mengalir ke solenoid (2). Akibatnya, bahan bakar tidak dapat keluar dari control chamber (5), kemudian tekanan bahan bakar pada control chamber (5) bereaksi secara mendadak sehingga nozzle (8) tertekan ke bawah oleh command piston (7) untuk menutup lubang nozzle injection, akibatnya penginjeksian bahan bakar berakhir.

4JJ1-TC Engine-52

Related DTC

DTC

(Kode gejala)

P0201

P0202

P0203

(6)

Nama DTC pada Scan

Tool

Cylinder No.1 Injector Solenoid Control Circuit Open

Cylinder No.2 Injector Solenoid Control Circuit Open

Cylinder No.3 Injector Solenoid Control Circuit Open

Kondisi untuk Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine running

(hidup)

 Engine speed

lebih rendah dari 2000RPM.

 DTC P1261

(Symptom Code 1,3,5 &

7) tidak tetap.

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

running.

 Engine speed

lebih rendah dari 2000RPM.

 DTC P1262

(Symptom Code 1,3,5 &

7) tidak tetap.

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

running.

 Engine speed

lebih rendah dari 2000RPM.

 DTC P1262

(Symptom Code 1,3,5 &

7) tidak tetap.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Injector drive cylinder No. 1 atau sirkuit solenoid coil control terputus.

Injector drive cylinder No. 2 atau circuit solenoid coil control putus.

Injector drive cylinder No. 3 atau circuit solenoid coil control putus.

Fail-Safe (Back Up)

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Status Control

Lainnya

- - - -

Fuel Injector

Connector Face

Kemungkinan penyebab

 Sirkuit fuel injector drive cylinder #1 terputus

(open circuit) atau tahanannya besar (high resistance).

 Circuit fuel injector solenoid coil control cylinder

#1 open circuit atau high resistance.

 Fuel injector internal solenoid coil cylinder #1

putus

 ECM rusak.

 Circuit fuel injector drive cylinder #2 putus atau

high resistance.

 Circuit fuel injector solenoid coil control cylinder

#2 putus atau high resistance.

 fuel injector internal solenoid coil cylinder #2

putus.

 ECM rusak.

 Circuit fuel injector drive cylinder #3 putus atau

high resistance.

 Circuit fuel injector solenoid coil control cylinder

#3 open circuit atau high resistance.

 Fuel injector internal solenoid coil cylinder #3

open circuit.

 ECM rusak.

DTC

(Kode

Gejala)

P0204

(6)

P0611

(0)

P0611

(1)

P0611

(2)

P0612

(0)

P0612

(1)

P0612

(2)

P0613

(1)

P0613

(2)

P0613

(8)

Nama DTC pada Scan Tool

Cylinder No.4 Injector Solenoid Control Circuit Open

Fuel Injector Solenoid Control Module Group 1 Low Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module Group 1 Interface High Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module Group 1 Interface Low Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module Group 2 Low Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module Group 2 Interface High Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module Group 2 Interface Low Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module Low Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module High Voltage

Fuel Injector Solenoid Control Module Group 1 & 2 Low Voltage

4JJ1-TC Engine-53

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

running/hidup).

 Engine speed

lebih rendah dari 2000RPM.

 DTC P1262

(Symptom Code 1,3,5 &

7) tidak tetap.

 Tegangan

Ignition lebih dari 9V.

 Engine tidak

berputar/mati.

 Teganagm

Ignition lebih dari 9V

 Engine tidak

berputar/mati.

 Tegangan

Ignition lebih dari 9V.

 Tegangan

Ignition lebih dari 9V.

 Engine tidak

berputar/mati.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Injector drive cylinder No. 4 atau circuit solenoid coil control putus.

Peningkatan tegangan common 1 kurang dari 100V.

Peningkatan tegangan memonitor circuit mendeteksi peningkatan tegangan common 1 lebih dari 150V.

Peningkatan tegangan memonitor circuit mendeteksi peningkatan tegangan common 1 kurang dari 100V.

Peninbkatan tegangan common 2 kurang dari 100V.

Peningkatan tegangan memonitor circuit mendeteksi peningkatan tegangan common 2 lebih dari 150V.

Peningkatan tegangan memonitor circuit mendeteksi peningkatan common 2 kurang dari 100V.

Tegangan supply ke circuit charge up lebih besar dari 20V.

Tegangan supply ke circuit charge up kurang dari 9V.

Peningkatan tegangan common 1 dan common 2 kurang dari 90V.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Dibatasi - - -

Sub System Status

Status Control

EGR

Control

Intake Throttle Control

Lainnya

- - - -

Kemungkinan Penyebab

 Sirkuit fuel injector drive silinder #4 open circuit

atau high resistance.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#4 open circuit atau high resistance.

 Fuel injector internal solenoid coil silinder #4

open circuit.

 ECM rusak.

DTC

(Kode

Gejala)

P1261

(1)

P1261

(3)

P1261

(5)

P1261

(7)

Nama DTC pada Scan Tool

Injector Positive Voltage Circuit Group 1 Load Short

Injector Positive Voltage Circuit Group 1 Control Short

Injector Positive Voltage Circuit Group 1 High Voltage

Injector Positive Voltage Circuit Group 1 Low Voltage

4JJ1-TC Engine-54

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

berputar/hidup.

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

berputar/hidup

 DTC P0201

(Symptom Code 6) tidak tetap.

 DTC P0204

(Symptom Code 6) ) tidak tetap.

 DTC P0611

(Symptom Code 0, 1 &

2) ) tidak tetap.

 DTC P0613

(Symptom Code 1, 2 &

8) ) tidak tetap.

 DTC P1261

(Symptom Code 1, 5 &

7) ) tidak tetap.

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

berputar/hidup

.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Sirkuit injector drive common 1 dishortkan dengan sirkuit injector solenoid coil control silinder No. 1 atau No. 4.

Sirkuit injector solenoid coil control silider No. 1 dan No. 4 saling dishortkan.

Sirkuit injector drive common 1, atau sirkuit injector solenoid control silinder No. 1 atau No. 4 dishortkan dengan tegangan sirkuit.

Sirkuit injector drive common 1, atau sirkuit injector solenoid control silinder No. 1 atau No. 4 dishortkan dengan ground.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Dibatasi - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Status Control

Lainnya

Kemungkinan pemyebab

 Sirkuit fuel injector drive silinder #1 saling short

dengan sirkuit fuel injector solenoid coil control #1.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #4 saling short

dengan sirkuit fuel injector solenoid coil control #4

 Sirkuit fuel injector drive silinder #1 saling short

dengan sirkuit fuel injector solenoid coil control #4.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #4 saling short

dengan sirkuit fuel injector solenoid coil control #1.

 Fuel injector silinder #1 rusak.  Fuel injector.silinder #4 rusak.  ECM rusak.  Sirkuit injector solenoid coil control silinder No. 1

dan No. 4 saling dishortkan.

 ECM rusak.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #1short dengan

battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #4 short dengan

battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#1 short dengan battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#4 short dengan battery atau tegangan ignition.

 ECM rusak.  Sirkuit fuel injector drive silinder #1 short dengan

ground.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #4 short dengan

ground.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder 1

short dengan ground.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#4 short dengan ground.

 Fuel injector silinder #1 rusak.  Fuel injector silinder #4 rusak  ECM rusak.

DTC

(Kode

Gejala)

P1262

(1)

P1262

(3)

P1262

(5)

P1262

(7)

Nama DTC pada Scan Tool

Injector Positive Voltage Circuit Group 2 Load Short

Injector Positive Voltage Circuit Group 2 Control Short

Injector Positive Voltage Circuit Group 2 High Voltage

Injector Positive Voltage Circuit Group 2 Low Voltage

4JJ1-TC Engine-55

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

berputar/hidup.

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

berputar/hidup.

 DTC P0202

(Symptom Code 6) tidak tetap.

 DTC P0203

(Symptom Code 6) tidak tetap.

 DTC P0612

(Symptom Code 0, 1 & 2) tidak tetap.

 DTC P0613

(Symptom Code 1, 2 & 8) tidak tetap.

DTC P1262 (Symptom Code 1, 5 & 7) tidak tetap.

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine

berputar/hidup

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Sirkuit injector drive Common 2 dishortkan dengan sirkuit injector solenoid coil control silinder No. 2 atau No. 3.

Sirkuit injector solenoid coil control silinder No. 2 dan No. 3 saling dishortkan.

Sirkuit injector drive common 2, atau sirkuit injector solenoid control silinder No. 2 atau No. 3 dishortkan dengan tegangan sirkuit.

Sirkuit injector drive Common 2, atau sirkuit injector solenoid control silinder No. 2 atau No. 3 dishortkan dengan ground.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Limited - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Status Control

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

 Sirkuit fuel injector drive silinder #2 saling short

dengan sirkuit fuel injector solenoid coil control #2.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #3 saling short

dengan sirkuit fuel injector solenoid coil control #3

 Sirkuit fuel injector drive silinder #2 saling short

dengan sirkuit fuel injector solenoid coil control #3 .

 Sirkuit fuel injector drive #3 saling short dengan

sirkuit fuel injector solenoid coil control #2.

 Fuel injector silinder #2 rusak.  Fuel injector silinder #3 rusak.  ECM rusak.  Sirkuit injector solenoid coil control silinder #2

dan #3 saling dishortkan.

 ECM rusak.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #2 short dengan

battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #3 short dengan

battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control slinder

#2 short dengan battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#3 short dengan battery atau tegangan ignition.

 ECM rusak.  Sirkuit fuel injector drive silinder #2 short dengan

ground.

 Sirkuit fuel injector drive sirkuit #3 short dengan

ground.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#2 short dengan ground.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#3 short dengan ground.

 Fuel injector silinder #2 rusak.  Fuel injector silinder #3 rusak.  ECM rusak.

(Kode

Gejala)

P1263

DTC

(8)

Nama DTC pada Scan Tool

Injector Circuit Short Across Group 1 & Group 2

4JJ1-TC Engine-56

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine speed

lebih rendah dari 2000RPM.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Sirkuit Injector drive, atau sirkuit injector solenoid control dishortkan silang.

Pembatsa

n Fuel Injection Quantity

Sub System Status

Status Control

EGR

Control

Intake Throttle Control

Lainnya

- - - -

Kemungkinan Penyebab

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#1 dan #2 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#1 dan #3 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#2 dan #4 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#3 dan #4 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#1 dan sirkuit fuel injector drive silinder #2 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#1 dan sirkuit fuel injector drive silinder #3 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#2 dan sirkuit fuel injector dive silinder #4 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#3 dan sirkuit fuel injector drive silinder #1 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#3 dan sirkuit fuel injector drive silinder #4 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#4 dan sirkuit fuel injector drive silinder #2 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#4 dan sirkuit fuel injector drive silinder #3 saling terhubung.

 Sirkuit fuel injector solenoid coil control silinder

#1 dan sirkuit fuel injector drive silinder #2 saling terhubung

 Sirkuit fuel injector drive silinder #1 dan #3 saling

terhubung.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #2 dan #4 saling

terhubung.

 Sirkuit fuel injector drive silinder #3 dan #4 saling

terhubung.

 ECM rusak.

4JJ1-TC Engine-57

r

FITUR ALIRAN BAHAN BAKAR

1. Fuel Rail

2. Leak Off Pipe

3. Fuel Injector

4. Return Pipe

5. Fuel Feed Pipe

6. Fuel Tank

7. Fuel Pump & Sender Assembly

8. Fuel Filler Cap

9. Check Valve

10. Fuel Filter with Water Separator

11. Bypass One-way Valve

12. Fuel Supply Pump

Saluran bahan bakar sisi Low pressure terdiri dari komponen-komponen berikut

 Tank  Fuel Pump & Sender Assembly  Fuel Feed Pipe  Fuel Return Pipe  Fuel Filter & Water Separator  Bypass One-way Valve

Fuel filter ditempatkan pada chassis frame side membe melalui bracket. Priming pump konvensional tidak dilengkapi untuk fuel filter ini karena celahnya sangat kecil antara cab floor panel dan bagian atas filter. Urutannya, Fuel pump di dalam tangki dipasang pada system ini untuk membuang udara dalam saluran bahan bakar.

1. Water Separator Level Switch Harness Connector

2. Bolt

3. Hose

4. Fuel Filter & Water Separator Assembly

Prosedur Membuang Udara :

1. Putar kunci kontak ke ON, 10 sampai 15 detik, dengan engine OFF. Dan kemudian putar kunci kontak ke OFF 7 sampai 10 detik.

2. Putar kunci kontak ON 10 sampai 15 detik, dengan engine OFF. Lalu putar kunci kontak OFF 7 sampai 10 detik.

3. Putar kunci kontak sekali lagi ON 10 sampai 15 detik, dengan engine OFF. Kemudian start engine.

4. Jika engine dingin tidak dapat distart, ulangi lagi dari

step 1.

4JJ1-TC Engine-58

FUEL PUMP DI TANGKI & SENDER UNIT

Tangki bahan bakar dilengkapi dengan fuel pump dan sender assembly (fuel level sensor). Konstruksi dan fungsi fuel pump adalah sangat mirip dengan fuel pump gasoline engine konvensional.

1. Discharge Port

2. Return Port

3. Emission Port

4. Fuel Pump & Sender Assembly

5. Connector

6. Fuel Tube

7. Retaining Ring

8. O-ring

9. Fuel Tank

Fuel pump mengeluarkan bahan bakar lebih dari 100 cc dalam 10 detik. Fuel pump relay diperintahkan ON (energized) untuk 12 detik saat kunci kontak ON dengan engine OFF.

Status perintah pada fuel pump relay dapat dilihat pada Tech 2.

Fuel pump relay solenoid coil mempunyai standard

resistance sekitar 120-150 ohm.

Perhatian: Dalam rangka pemeriksaan kerja fuel pump atau saluran bahan bakar, ukur jumlah bahan bakar yang dikeluarkan dengan melepaskan selang bahan bakar yang berhubungan dengan fuel supply pump. Jika ada kebocoran pada sisi penghisapan, bahan bakar dari selang yang dilepaskan tidak akan mengalir keluar dengan cukup dan kebocoran bahan bakar dapat terjadi. Juga, jika ada pembatasan pada sisi hisap, bahan bakar dari selang yang dilepaskan tidak akan mengalir keluar dengan cukup hampir bisa dipastikan disebabkan oleh penyumbatan fuel filter atau fuel hose atau pipa menyempit.

4JJ1-TC Engine-59

DTC yang terkait

DTC

(Kode

Gejala)

P1099

(5)

P1099

(6)

Nama

DTC pada

Scan Tool

Fuel Pump Relay Control Circuit High Voltage

Fuel Pump Relay Control Circuit Low Voltage

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Teganagn

battery lebih dari 9V.

 Kunci kontak

ON.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Kondisi high voltage pada sirkuit fuel pump relay control lebih panjang dari 1 detik ketika fuel pump relay diperintahkan ON.

Kondisi low voltage pada sirkuit fuel pump relay control lebih panjang dari 1 detik ketika fuel pump relay diperintahkan OFF.

Pembatasan

Fuel Injection Quantity

-

Fail-Safe (Back Up)

Sub System

Status

Intake

EGR

Control

Throttle Control

-

Status control

yang lain

-

Fuel Pump Relay

Terminal Face

Fuel Pump

Connector Face

Kemingkinan Penyebab

 Sirkuit fuel pump relay control short ke battery atau

sirkuit tegangan ignition .

 Fuel pump relay rusak.  ECM rusak.

Saran: Fuel pump relay diperintahkan ON selama 12 detik ketika ignition ON dengan engine OFF.

 Sirkuit fuel pump relay battery feed open circuit

atau high resistance.

 Sirkuit fuel pump relay control open circuit, high

resistance atau short to ground

 Fuel pump relay pemasangannya kendor.  Fuel pump relay rusak.  ECM rusak.

Saran: Fuel pump relay diperintahkan ON selama 12detik ketika ignition ON dengan engine OFF.

4JJ1-TC Engine-60

r

BYPASS ONE-WAY VALVE

a: b:

FUEL FILTER & WATER SEPARATOR

Saluran bahan bakar dilengkapi dengan bypass oneway valve yang unik, yang dipasang dekat transmission case. Valve ini bekerja dengan pertimbangan berikut.

a. Tujuan dari fungsi bypass valve : Fuel pump dalam tangki mengeluarkan jumlah yang

tetap dengan mengabaikan beban atau putaran mesin. Bagaimanapun, tekanan bahan bakar pada sisi low pressure bertambah banyak juga, lebih dari tekanan yang sesuai yang diijinkan pada fuel pump supply yang dapat terjadi pada waktu kecepatan mesin rendah khususnya idle speed. Bypass berfungsi untuk membebaskan saat terjadi tekanan bahan bakar.

b. Tujuan dari fungsi one-way valve : Jika fuel pump dalam tangki tidak bekerja, bahan baka dihisap hanya oleh fuel feed pump di dalam fuel pump supply dari fuel tank. Saat saluran bahan bakar yang melewati fuel filter tersumbat, maka mengambil cara seperti menghisap dari saluran return yang tanpa hambatan. Bagaimanapun, bahan bakar dari saluran return yang melalui engine dan injector, temperature bahan bakar meningkat, dan fuel pump supply menghisap, dipengaruhi oleh engine control karena sensor temperature bahan bakar dipasang pada fuel pump supply. One-way berfungsi untuk menghentikan penghisapan bahan bakar dari saluran return.

1. Dari Fuel Tank

2. Ke Fuel Supply Pump

3. Ke Fuel Tank

4. Dari Injector Leak Off

Karena dalam fuel pump supply dilumasi oleh bahan bakar yang dipompa dan system common rail membutuhkan kebersihan yang sempurna. Fuel filte dan water separator memisahkan partikel air dan benda asing lainnya dari bahan bakar sebelum masuk ke fuel pump supply. Water separator mempunyai pelampung didalamnya. Saat pelampung mencapai batas yang tertentu (sekitar 125cc), warning light menyala untuk mengiformasikan pada pengemudi untuk membuang ai dari water separator.

1. Body dengan Tube

2. Upper O-ring

3. Inner O-Ring

4. Fuel Filter Cartridge

5. Switch O-ring

6. Water Level Switch

7. Drain Plug O-ring

8. Water Drain Plug

4JJ1-TC Engine-61

j

r

FUEL INJECTION QUANTITY CONTROL

850

800

750

700

Desired Idle Speed (RPM)

-10/14 0/32 30/86 Engine Coolant Temp. (°C/°F)

20/68

Control ini menentukan quantity penginjeksian bahan bakar dengan menambahkan temperature pendingin, temperature udara yang masuk, dan berat udara yang mengalir koreksi dasar quantity penginjeksian yang dikalkulasi oleh engine control module (ECM), berdasarkan kondisi kerja mesin dan kondisi pengendaraan.

Selama berjalan normal, quantity penginjeksian bahan bakar maksimum dikontrol sesuai dengan putaran mesin dan besarnya penekanan pedal gas. Kelebihan jumlah bahan bakar menunjukkan

ika beban mesin ditingkatkan seperti pedal gas diinjak pada kecepatan mesin konstan.

Ketika mesin mulai berputar (setelah ignition switch diputar ke posisi starter, lalu kunci kontak kembali ke posisi ON ), quantity injeksi bahan bakar dikontrol berdasarkan informasi dari kecepatan mesin dan temperature pendingin mesin. Saat temperature rendah, quantity injeksi bahan bakar bertambah. Ketika mesin berputar dengan sempurna, mode penambahan quantity ini saat starting dibatalkan dan mode putaran normal disimpan.

Idle Speed Control

Control ini dibuat agar supaya untuk mencapai putaran idle yang stabil pada setiap saat dengan mengabaikan perubahan mesin sekuler atau kondisi mesin yang bervariasi. ECM menetapkan target putaran idle dan mengontrol quantity injeksi bahan bakar sesuai dengan kondisi mesin (actual kecepatan mesin, temperature pendingin, beban mesin ON/OFF signal pada ai conditioner) untuk mengikuti kecepatan mesin yang actual dengan putaran idle yang diinginkan agar supaya memastikan putaran idle yang stabil.

Jika tegangan battery kurang dari 11 volts selama mesin berputar dengan A/C system OFF, ECM menetapkan putaran idle yang diinginkan sampai 750RPM. Dan tegangan battery dikembalikan lebih dari 12 volt dengan A/C system OFF, ECM menetapkan putaran idle yang diinginkan sampai 700RPM.

Jika A/C system diaktifkan, ECM menetapkan 50RPM lebih tinggi dari putaran idle yang normal.

4JJ1-TC Engine-62

r

Angle

Speed

Angle

Speed

DTC

DTC Sistem Bahan bakar

(Code

Gejala)

P0087

(0)

Nama DTC pada Scan Tool

Fuel Rail Pressure (FRP) Too Low

DTC

Kondisi Running

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 DTC P0193

(Symptom Code 1 & 2) tidak tetap.

 DTC P1095

(Symptom Code 0) tidak tetap.

15/

2180

10/

1450

Fuel Rail Pressure (MPa/psi)

Crankshaft Angle

Correction

Crankshaft Angle

DTC

Kondisi Setting

 Tekanan actual

fuel rail kurang dari 10 sampai 15MPa (1450 sampai 2180psi) saat kecepatan mesin antara 200 dan 600RPM.

ATAU

 Tekanan actual

fuel rail kurang dari 15MPa (2180psi) selama 5 detik saat kecepatan mesin lebih tinggi dari 600RPM.

200 – 600RPM

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Engine

mati

Longer than 5 sec.

Higher than 600RPM

Sub System Status

Control

Idle Vibration Control

Control dibuat agar supaya untuk meredam getaran mesin yang disebabkan oleh torsi yang bervariasi antara jumlah silinder dengan variasi quantity injeksi bahan bakar pada setiap silinder atau kemampuan injektor. ECM membetulkan quantity injeksi di antara silinder-silinder berdasarkan revolusi signal dari crankshaft position sensor (CKP). Nilai normal pada koreksi quantity diantara silinder adalah ±5 mm

3

/st.

Nilai kompensasi pada setiap silinder dapat ditemukan pada Tech 2. Apabila volume kompensasi adalah negatif, volume bahan bakar dikurangi. Apabila volume kompensasi adalah positif, volume bahan baka ditambah

Perhatian! Jika ada silinder yang terlalu tinggi atau rendah, tandanya mungkin fuel injector rusak, ID code memprogram kerusakan injector, silinder terukur sedikit atau lemah.

Fail-Safe (Back Up)

Status Control

EGR

Intake Throttle Control

- - -

lainnya

Catatan: Jika tekanan fuel rail pada tekanan

tertentu rendah saat dibandingkan dengan kecepatan mesin, DTC ini akan men-set. DTC hampir dipastikan menunjukkan kehilangan tekanan bahan bakar dengan bocornya bahan bakar dari sisi high pressure. Periksa kebocoran bahan bakar pada sisi high pressure antara fuel

pump dan fuel injector PERTAMA.

supply

Time

 Bahan bakar kurang atau bahan bakar di dalam

tangki sedikit.

 Bahan bakar bocor pada sisi high pressure.  Suction control valve (SCV) macet.  Fuel injector rusak.  Kekurangan bahan bakar di sisi masuk,

menyusut atau tersumbat.

 Fuel filter rusak atau tersumbat.  Banyak udara pada sisi pemasukan bahan bakar  Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor kadang-kadang putus atau

hubungannya kendor.

 Sirkuit FRP sensor tahanannya besar.  Sirkuit SCV kadang-kadang putus atau

hubungannya kendor.

 Sirkuit SCV tahanannya besar..  Fuel pump supply rusak.

Catatan: SCV adalah menyatu didalam fuel supply pump assembly.

Kemungkinan Penyebab

DTC

(Kode

Gejala)

P0088

(0)

P0088

(8)

29000

28570

200/

197/

Nama DTC pada Scan Tool

Fuel Rail Pressure (FRP) Too High

4JJ1-TC Engine-63

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Teangan

battery lebih dari 9V.

 DTC P0193

(Symptom Code 1 & 2) tidak tentu.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Tekanan fuel rail lebih dari 197MPa (28570psi) selama lebih dari 5 detik.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Dibatasi - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Status Control

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

 Suction control valve (SCV) macet.  Fuel injector rusak.  Bahan bakar di sisi pemasukan hilang,

menyempit atau tersumbat.

 Fuel filter tersumbat atau rusak  Banyak udara di dalam sisi pemasukan bahan

bakar.

 Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor terkadang putus atau

hubunganya kendor.

 Sirkuit FRP sensor tahanannya besar  Sirkuit SCV terkadang putus atau hubunganya

kendor.

 Sirkuit SCV tahanannya besar  Fuel supply pump rusak.

Catatan: SCV menyatu dengan fuel supply pump assembly.

Tekanan fuel rail lebih dari 200MPa (29000psi) selama lebih dari 5 detik.

Dibatasi - - -

 Suction control valve (SCV) macet.  Fuel injector rusak.  Bahan bakar di sisi pemasukan hilang, menyusut

atau tersumbat..

 Fuel filter tersumbat atau rusak  Banyak udara di dalam sisi pemasukan bahan

bakar.

 Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor terkadang putus atau

hubunganya kendor.

 Sirkuit FRP sensor tahanannya besar  Sirkuit SCV terkadang putus atau hubunganya

kendor.

 Sirkuit SCV tahanannya besar.  Fuel supply pump rusak.

Catatan: SCV menyatu dengan fuel supply pump assembly.

Catatan : Jika tekanan fuel rail terlalu tinggi selama waktu tertentu, DTC ini akan men-set.

Actual Fuel Rail Press.

Fuel Rail Pressure (MPa/psi)

P0088 (0) (longer than 5 sec.)

P0088 (8) (longer than 5 sec.)

Time

DTC



A



(Kode

Gejala)

P0089

(0)

Nama DTC pada Scan Tool

Fuel Pressure Regulator Performance

Fuel Rail Pressure Too High

Actual Fuel Rail Press.

4JJ1-TC Engine-64

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 DTC P0193

(Symptom Code 1 & 2) tidak men-set.

 DTC P0090

(Symptom Code 6, 7 & 8) tidak men-set.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

SCV control duty

lebih dari 26% atau supply bahan bakar yang diperintahkan kurang dari 15000mm3/sec, lalu actual tekanan fuel rail lebih tinggi dari tekanan yang diinginkan yaitu 20MPa (2900psi) untuk lebih lama dari 20 detik ketika kecepatan mesin di antara idle sampai 1200RPM.

TAU

Aktual tekanan

fuel rail lebih tinggi dari tekanan yang diinginkan yaitu 40MPa (5800psi) selama lebih dari 20 detik ketika kecepatan mesin lebih tinggi dari 1500RPM.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Dibatasi - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Longer than 20sec.

Status Control

Lainnya

 Suction control valve (SCV) ,macet.  Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor terkadang putus atau

hubunganya kendor.

 Sirkuit FRP sensor tahanannya besar.  Sirkuit SCV terkadang putus atau hubungannya

kendor.

 Sirkuit SCV tahanannya besar.  Fuel supply pump rusak.

Catatan: SCV menyatu dengan fuel supply pump

Kemungkinan Penyebab

assembly.

Perhatian: Jika tekanan fuel rail lebih tinggi dari tekanan fuel rail yang diinginkan selama

Higher th an 4 0 /5800

(Higher than 1500RPM)

Higher than 20/2900

(Idle – 1200RPM)

waktu tertentu, DTC ini akan men-set.

Desired Fuel Rail Press.

Fuel Rail Pressure (MPa/psi)

Time

DTC

(Kode

Gejala)

P1093

(0)

Nama DTC pada Scan Tool

Fuel Rail Pressure (FRP) Too Low

4JJ1-TC Engine-65

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Teangan

battery lebih dari 9V.

 DTC P1095

(Symptom Code 0) tidak men-set.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

 SCV control duty

kurang dari 54% atau supply bahan bakar yang diperintahkan lebih dari 600mm3/sec, kemudian tekanan actual fuel rail lebih rendah dari yang diinginkan yaitu 10MPa (1450psi) selama lebih dari 5 detik saat kecepatan mesin adalah idle.

ATAU

 Tekanan actual

fuel rail lebih rendah dari tekanan yang diinginkan yaitu 20MPa (2900psi) selama lebih dari 5 detik saat kecepatan mesin lebih tinggi dari 1200RPM.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Engine

stop

Sub System Status

Status Control

EGR

Control

Intake Throttle Control

Lainnya

- - -

Kemungkinan Penyebab

 Bahan bakar tidak ada atau sedikit di dalam

tangki.

 Bahan bakar bocor pada sisi high pressure.  Suction control valve (SCV) macet.  Fuel injector rusak.  Tidak ada bahan bakar di sisi pemasukan,

menyusut atau tersumbat.

 Fuel filter tersumbat atau rusak.  Banyak udara pada sisi pemasukan bahan bakar.  Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor terkadang putus atau

hubunganya kendor.

 Sirkuit FRP sensor tahanannya besar.  Sirkuit SCV terkadang putus atau hubungannya

kendor.

 Sirkuit SCV tahanannya besar.  Fuel supply pump rusak.

Catatan: SCV adalah menyatu dengan fuel supply pump assembly.

Peringatan: Jika tekanan fuel rail pada tekanan tertentu lebih rendah dari tekanan fuel rail yang diinginkan selama waktu tertentu, DTC ini akan

Desired F uel Rail Press. Longer than 5 sec.

men-set. DTC ini sangat mungkin menunjukkan

Lower than 10/1450 (Idle )

Actual Fuel Rail Press.

Lower than 20/2900

(Higher than 1200RPM)

kehilangan tekanan bahan bakar karena bahan bakar bocor dari sisi high-pressure. Periksa kebocoran bahan bakar di sisi high-pressure antara fuel supply pump dan fuel injector PERTAMA. Jika fuel tank kosong atau hampir kosong, udara bisa jadi masuk ke dalam fuel system. Dengan adanya udara di dalam fuel system, kelancaran

Fuel Rail Pressure (MPa/psi)

Time

aliran fuel supply pump terganggu dan DTC ini akan men-set.

DTC

(Kode

Gejala)

P1094

(0)

Nama DTC pada Scan Tool

Fuel Rail Pressure (FRP) Too Low

4JJ1-TC Engine-66

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Engine coolant

temperature lebih dari 50°C (122°F).

 Perbedaan

pada kecepatan mesin idle dan actual putaran idle lebih rendah dari 50RPM.

 Vehicle speed

0km/h (0MPH).

 Posisi pedal

gas adalah 0%.

 DTC P0115

(Symptom Code 1 & 2) is tidak men-set .

 DTC P0193

(Symptom Code 1 & 2) is tidak men-set .

 DTC P0500

(Symptom Code 0 & 8) is tidak men-set .

 DTC P1095

(Symptom Code 0) tidak men-set .

 Engine speed

antara 650 dan 800RPM.

 Fuel injection

quantity antara 10 dan 30mm 3/st.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

SCV commanded fuel is more than 6000mm3/sec for 10 seconds.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Limited - - -

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Status Control

Lainnya

Kemungkinan Penyebab

 Bahan bakar didalam tangki kosong atau kurang.  Tekanan buka Pressure limiter valve sudah

menurun..

 Suction control valve (SCV) macet.  Fuel injector rusak.  Sisi pemasukan bahan bakar kurang, menyusut

atau tersumbat.

 Fuel filter tersumbat atau rusak.  Banyak udara di dalam sisi pemasukan bahan

bakar.

 Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor terkadang putus atau

hubungannya kendor.

 Sirkuit FRP sensor tahanannya besar.  Sirkuit SCV terkadang open circuit atau poor

connection.

 Sirkuit SCV tahanannya besar.  Fuel supply pump rusak.

Catatan : SCV ada didalam fuel supply pump assembly.

Catatan: Jika SCV mengatur bahan bakar jumlah

besar tertentu selama waktu tertentu pada putaran mesin idle, tekanan fuel rail mengikuti, DTC ini akan men-set. Tekanan buka Pressure limiter valve yang menurun, kemungkinan besar DTC ini men-set lebih sering terbuka . Jika tangki bahan bakar kosong atau mendekati kosong, udara dapat masuk ke system bahan bakar . Dengan adanya udara di dalam fuel system, kelancaran aliran bahan bakar ke supply pump terganggu dan DTC akan men-set.

DTC

(Kode

Gejala)

P1094

(8)

Nama DTC pada Scan Tool

Fuel Rail Pressure (FRP) Too Low

4JJ1-TC Engine-67

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Teganagn

battery lebih dari 9V.

 Putaran mesin

lebih besar dari 1500RPM.

 Kecepata

kendaraan lebih dari 3km/h (4.8MPH).

 Posisi pedal

gas adalah 0%.

 Fuel injection

quantity adalah 0mm3/st.

 DTC P1095

(Symptom Code 0) tidak men-set.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Aktual tekanan fuel rail secara tajam diturunkan lebih dari 12MPa (1740psi) saat mesin bekerja memutuskan bahan bakar.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Mesin

mati

Sub System Status

Status Control

EGR

Control

Intake Throttle Control

Lainnya

- - -

Kemungkinan Penyebab

 Bahan bakar didalam tangki kosong atau kurang.  Pressure limiter valve tekanan membukanya

menurun.

 Suction control valve (SCV) macet.  Fuel injector rusak.  Sisi pemasukan bahan bakar kurang, menyusut

atau tersumbat.

 Fuel filter tersumbat atau rusak.  Banyak udara di dalam sisi pemasukan bahan

bakar.

 Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor terkadang open circuit atau

hubungannya kendor.

 Sirkuit FRP sensor high resistance.  Sirkuit SCV terkadang open circuit atau

hubunganya kendor.

 Sirkuit SCV high resistance.  Fuel supply pump rusak.

Catatan : SCV ada di dalam fuel supply pump assembly.

More than 12/1720

Fuel Rail Pressure (MPa/psi)

Desired Fuel Rail Press.

Actual Fuel Rail Press.

Time

Perhatian: Jika tekanan fuel rail jumlah tertentu

rendah selama waktu tertentu bahan bakar akan putus, DTC ini akan men-set. Karena tekanan buka pressure limiter valve menurun kemungkinan besar DTC akan men-set terbuka lebih sering. Jika fuel tank kosong atau mendekati kosong, udara dapat masuk ke sistem bahan bakar. Dengan adanya udara di dalam fuel system, kelancaran aliran bahan bakar ke supply pump terganggu dan DTC

men-set.

DTC

(Kode

Gejala)

P1095

(0)

Fuel Rail Pressure (MPa/psi)

Fuel Pressure Limiter Activation

230/

33400

212/

30800

190/

27560

80/

11600

Nama DTC pada Scan Tool

4JJ1-TC Engine-68

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Teganagn

battery lebih dari 9V

 Engine

berputar.

 DTC P0193

(Symptom Code 1 & 2) tidak di set.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Tekanan fuel rail turun secara cepat dari lebih dari 190MPa (27560psi) sampai kurang dari 80MPa (11600psi), dan kemudian perberbedaan tekanan actual fuel rail adalah lebih dari 30MPa (4350psi).

Actual Fuel Rail Press.

Desired Fuel Rail Press.

More than 30/4350

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

Dibatasi - - -

Pressure limiter valve

operating area

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

Time

Status Control

Kemungkinan Penyebab

Lainnya

 Bahan bakar didalam tangki kosong atau kurang.  Pressure limiter valve tekanan bukanya menurun.  Suction control valve (SCV) macet.  Fuel injector rusak.  Sisi pemasukan bahan bakar kurang, menyusut

atau tersumbat.

 Fuel filter tersumbat atau rusak.  Banyak udara di dalam sisi pemasukan bahan

bakar.

 Fuel rail pressure (FRP) sensor rusak.  Sirkuit FRP sensor terkadang open circuit atau

hubungannya kendor.

 Sirkuit FRP sensor high resistance.  Sirkuit SCV terkadang open circuit atau poor

connection.

 Sirkuit SCV high resistance.  Fuel supply pump rusak.

Catatan : SCV ada di dalam fuel supply pump

assembly.

Perhatian : Jika tekanan fuel rail sudah terlalu tinggi, lalu secara tajam meningkat, DTC akan men set menandai tekanan bahan bakar tinggi, yang diaktiflkan pressure limiter valve. Jika kode ini muncul, ganti pressure limiter valve.

Jika fuel tank kosong atau mendekati kosong, udara dapat masuk ke sistem bahan bakar. Dengan adanya udara di dalam fuel system, kelancaran aliran bahan bakar ke supply pump terganggu dan DTC

men-set.

4JJ1-TC Engine-69

r

EGR (EXHAUST GAS RE-CIRCULATION) SYSTEM

1. EGR Cooler

2. Engine Coolant Outlet

3. Engine Coolant Inlet

4. EGR Valve

5. Engine Control Module (ECM)

6. Mass Air Flow (MAF) Sensor

7. Intake Throttle Valve

Sistem Exhaust Gas Re-circulation (EGR) dikombinasikan dengan EGR cooler untuk mengurangi temperature dari temperature pembakaran. Hasilnya emisi nitrogen oxide (NOx) berkurang. EGR control system menggunakan electronic control system untuk menjamin emisi dan kemampuannya Mengatur arus dari engine control module (ECM) untuk mengoperasikan motor DC untuk mengontrol besarnya pembukaan EGR valve. Juga, sebuah valve position sensor yang dipasang pada bagian belakang dari moto sebagai feedback actual besarnya pembukaan valve ke ECM untuk pengontrolan yang lebih presisi dari banyaknya EGR.

EGR control mulai bekerja apabila memasukkan kondisi engine speed, engine coolant temperature, intake ai temperature sudah dipastikan, dan pembukaan valve diperhitungkan sesuai dengan engine speed, mass ai flow dan fuel injection quantity yang dibutuhkan. Pembukaan valve ini berdasarkan, drive duty jika moto dipertimbangkan dan motor yang digerakkan sesuai. Intake throttle valve dipasang dengan depresi yang cukup untuk memastikan EGR gas mengalir.

4JJ1-TC Engine-70

EGR VALVE

5.0ms

0.75ms

Ex. OFF Duty Ratio 15%

EGR valve dipasang pada intake manifold. Ini untuk mengontrol jumlah EGR gas yang mengalir. Posisi sensor dipasang pada EGR valve body bersamaan dengan EGR valve control motor. EGR valve position sensor merubah tegangan output sesuai dengan posisi EGR valve. Control motor dikontrol berdasarkan duty signal yang dikirim dari ECM. 200Hz duty ratio adalah waktunya EGR valve terbuka untuk satu siklus kerja. Duty ratio berubah dari 0% sampai persentase yang tepat adalah mengontrol membukanya EGR valve .

Untuk membuka valve, duty ratio ditingkatkan. Untuk menutup valve, duty ratio menjadi kecil.

1. EGR Gas Inlet

2. EGR Gas Outlet

3. Stopper

4. Spring Holder

5. Return Spring

6. Plate

7. Bush

8. Filter

9. Holder

10. Rod

11. Valve

12. Valve Seat

4JJ1-TC Engine-71

5.0

EGR Valve Characteristic -Referenc e-

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

Position Sensor Output (Volts)

1.0

0.5

0.0 0 102030405060708090100

close

Position (%) Volts

EGR Valve Position (% )

00.9 10 1.1 20 1.4 30 1.7 40 2.0 50 2.3 60 2.5 70 2.8 80 3.1 90 3.4

100 3.7

Open

Karakteristik dari EGR valve position sensor ditampilkan dalam grapik dan tabel. Kalkulasi posisi EGR dapat dilihat pada Tech 2 dengan satuan “%”. Tegangan output juga dapat dilihat pada Tech 2. Posisi yang dibutuhkan dan posisi actual dibandingkan dan ECM menyetel gerakan motor EGR valve dengan duty cycle signal.

Untuk memeriksa EGR valve macet, Bermacam-macam Test dengan Tech 2 adalah cocok. Tujuan dari test ini adalah untuk memeriksa apakah posisi actual dari EGR valve bergerak di dalam 0 - 100% seperti yang diperintahkan. Gerakan valve yang terhambat oleh benda asing, deposit yang berlebihan atau kerusakan valve harus betul-betul diperhatikan jika perbedaan posisi EGR besar.

4JJ1-TC Engine-72

INTAKE THROTTLE (IT) VALVE

1.0ms

0.2ms

Ex. OFF Duty Ratio 20%

Intake throttle (IT) valve dipasang pada intake manifold. Pengontrolan jumlah EGR gas yang mengalir dengan menurunkan aliran udara yang masuk. Sebuah position sensor dipasang pada intake throttle valve body bersama-sama dengan intake throttle valve control motor. Intake throttle valve position sensor merubah tegangan output sesuai dengan posisi intake throttle valve. Control motor dikontrol berdasarkan duty signal yang dkirirm dari ECM. 1kHz duty ratio adalah waktunya intake throttle valve terbuka untuk satu siklus kerja. Duty ratio berubah dari 0% sampai persentase yang tepat adalah sudut control membukanya intake throttle valve . Untuk membuka valve, duty ratio dinaikkan. Untuk menutup valve, duty ratio dikecilkan.

Apabila kunci kontak diputar OFF, intake throttle valve akan tertutup penuh untuk menutup udara yang masuk. Ini adalah untuk mematikan mesin dengan cepat.

1. Intake Throttle Valve

2. Intake Manifold

4JJ1-TC Engine-73

r

4.5

3.5

2.5

1.5

Position Sensor Output (Volts)

0.5

Intake Throttle Valve Characteristic -Reference-

5

4

3

2

1

0

20 30 40 50 60 70 80

Close Open

Intake Throttle Positon (%)

Position (%) Volts

25 1.3 30 1.5 40 1.9 50 2.2 60 2.5 70 2.9 80 3.3

Karakteristik dari intake throttle valve position senso ditampilkan dalam grapik dan tabel. Perhitungan posisi intake throttle dapat dilihat pada the Tech 2 dengan satuan “%”. Tegangan output juga dapat didiliaht pada Tech 2. Posisi yang dibutuhkan dan posisi actual dibandingkan dan ECM menyetel gerakan motor intake throttle valve dengan duty cycle signal.

Untuk memeriksa intake throttle valve macet, Bermacam-macam Test dengan Tech 2 adalah cocok. Tujuan dari test ini adalah untuk memeriksa apakah posisi actual dari Intake throttle valve bergerak di dalam 25 - 80% seperti yang diperintahkan. Gerakan valve yang terhambat oleh benda asing, deposit yang berlebihan atau kerusakan valve harus betul-betul diperhatikan jika perbedaan posisi Intake Throttle Valve besar

4JJ1-TC Engine-74

Related DTC

DTC

(Kode

Gejala)

P0486

(1)

(2)

(8)

Nama DTC

pada Scan

Tool

Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Position Sensor Circuit High Voltage

Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Position Sensor Circuit Low Voltage

Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Position Sensor Performance

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 DTC P1622

(Symptom Code 1 & 2) tidak di set.

 Tegangan

battery antara 12 – 16V.

 DTC P0486

(Symptom Code 1 &

2)tidak di set

 DTC P1622

(Symptom Code 1 & 2) tidak diset

 Poisi EGR

valve kondisi stabil.

Kondisi untuk

menentukan DTC

Tegangan EGR valve position sensor signal lebih dari 4.75V.

Teganagn EGR valve position sensor signal kurang dari 0.1V.

 EGR valve

control duty cycle lebih dari 61%.

 Perbedaan pada

posisi EGR valve yang dibutuhkan dan posisi actual EGR valve lebih dari 20%.

 Kondisi diatas

ditemui pada 5 detik.

Pembatas

an Fuel Injection Quantity

-

Fail-Safe (Back Up)

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

Di Offkan Di Offkan

Status

control yang

lain

-

EGR Valve

Connector Face

Intake Throttle Valve

Connector Face

Kemungkinan Penyebab

 Sirkuit sensor signal short ke sirkuit referensi +5V,

short ke battery atau sirkuit tegangan ignition.

 Sirkuit sensor low reference open circuit atau high

resistance.

 Konektor harness sensor hubunganya kendor.  EGR valve rusak.  ECM rusak.

Catatan: EGR valve position sensor menyatu dengan EGR valve assembly.

 Sirkuit sensor referensi +5V open circuit, high

resistance.

 Sirkuit sensor signal open circuit, high resistance,

short ke ground atau short ke sirkuit low reference Konektor harness sensor hubunganya kendor.

 EGR valve rusak  ECM rusak

Catatan EGR valve position sensor menyatu dengan EGR valve assembly.

 EGR valve macet.  Sirkuit masuk +12V ke EGR valve motor high

resistance.

 Sirkuit EGR valve motor control duty signal high

resistance.

 Sirkuit sensor referensi +5V high resistance.  Sirkuit sensor signal high resistance.  Sirkuit sensor low reference high resistance.  EGR valve position sensor rusak.  EGR valve motor rusak.  ECM rusak.

Catatan: EGR valve position sensor menyatu dengan EGR valve assembly.

Catatan: EGR valve motor menyatu dengan EGR valve assembly.

DTC

(Kode

Gejala)

P0487

(0)

P0487

(3)

P0487

(5)

P0488

(5)

P0488

(6)

P0488

(7)

P1485

(1)

P1485

(2)

Nama DTC di

Scan Tool

Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Motor Control Circuit

Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Motor Circuit High Voltage

Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Motor Circuit Open

Exhaust Gas Recirculation (EGR) Valve Motor Circuit Low Voltage

Intake Throttle (IT) Valve Position Sensor Circuit High Voltage

Intake Throttle (IT) Valve Position Sensor Circuit Low Voltage

4JJ1-TC Engine-75

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

Tegangan battery lebih dari 9V.

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 DTC P1624

(Symptom Code 1 & 2) tidak di set.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Temperatur pada sirkuit penggerak EGR valve lebih tinggi dari 140°C (248°F) selama lebih dari 30 detik.

Temperatur pada sirkuit penggerak EGR valve lebih tinggi dari 140°C (248°F) selama lebih dari 60 detik total selama ignition cycle sama.

Temperatur pada sirkuit penggerak EGR valve lebih besar dari 140°C (248°F) selama lebih dari 120 detik total yang diakumulasikan melebihi ignition cycle.

Sirkuit EGR valve motor duty control terhubung dengan sirkuit tegangan dalam 1 detik.

Sirkuit tegangan masuk EGR valve motor, atau sirkuit motor duty control putus dalam 1 detik.

Sirkuit tegangan masuk EGR valve motor, atau sirkuit motor duty control short dengan ground dalam 1 detik.

Tegangan IT valve position sensor signal lebih dari

4.75V.

Tegangan IT valve sensor signal kurang dari 1V.

Fuel Injection Quantity

Limitation

D ibatasi Di Offkan Di Offkan

Dibatasi Di Offkan Di Offkan

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

- Di Offkan Di Offkan

Status

Control

Lainnya

-

Kemungkinan Penyebab

 EGR valve macet  ECM rusak.

 Sirkuit EGR valve motor control duty signal short ke

battery atau teganagn ignition.

 Sirkuit EGR valve motor control duty signal dan

sirkuit tegangan masuk +12V saling terhubung.

 EGR valve rusak  ECM rusak.

Catatn : EGR valve motor menyatu dengan EGR valve assembly.

 Sirkuit tegangan masuk +12V EGR valve motor

open circuit atau high resistance.

 Sirkuit EGR valve motor control duty signal open

circuit atau high resistance.

 Konektor harness EGR valve motor hubunganya

kendor.

 EGR valve rusak  ECM rusak.

Catatan: EGR valve motor menyatu dengan EGR valve assembly.

 Sirkuit tegangan masuk +12V ke EGR valve motor

short ke ground.

 Sirkuit EGR valve motor control duty signal short ke

ground.

 EGR valve rusak  ECM rusak.

Catatan: EGR valve motor menyatu dengan EGR valve assembly

 Sirkuit Sensor signal short ke sirkuit referensi +5V,

short ke battery atau sirkuit teganagn ignition.

 Sirkuit sensor low reference open circuit atau high

resistance.

 Konector harness sensor hubunganya kendor.  Intake throttle valve rusak.  ECM rusak

Catatan: Intake throttle valve position sensor menyatu dengan intake throttle valve assembly.

 Sirkuit sensor referensi + 5V open circuit, high

resistance.

 Sirkuit sensor signal open circuit, high resistance,

short ke ground atau short sirkuit low reference.

 Konektor harness sensor hubungannya kendor.  Intake throttle valve rusak.  ECM rusak.

Catatan : Intake throttle valve position sensor menyatu dengan intake throttle valve assembly.

(Kode

Gejala)

P1485

P1487

P1488

DTC

(8)

(0)

(3)

(5)

(6)

(7)

Nama DTC di

Scan Tool

Intake Throttle (IT) Valve Position Sensor Performance

Intake Throttle (IT) Valve Motor Control Circuit

Intake Throttle (IT) Valve Motor Circuit High Voltage

Intake Throttle (IT) Valve Motor Circuit Open

Intake Throttle (IT) Valve Motor Circuit Low Voltage

4JJ1-TC Engine-76

Fail-Safe (Back Up)

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery antara 11 – 16V.

 DTC P1485

(Symptom Code 1 & 2) tidak diset.

 DTC P1624

(Symptom Code 1 & 2) tidak diset .

 ITP yang

dibutuhkan kondisinya stabil

Tregangan battery lebih dari 9V.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

 IT valve control

duty cycle lebih dari 51%.

 Perbedaan IT

valve yang dibutuhkan dan actual IT valve lebih dari 20%.

 Kondisi diatas

ditemui dalam 5 detik.

Temperatur pada sirkuit penggerak IT valve lebih besar dari 140°C (248°F) selama lebih dari 30 detik.

Temperatur pada sirkuit penggerak IT valve lebih besar dari 140°C (248°F) selama lebih dari 60 detik Total selama ignition cycle sama.

Temperatur pada sirkuit penggerak IT valve lebih besar dari 140°C (248°F) selama lebih dari 120 detik Total yang diakumulasikan melebihi ignition cycle.

Sirkuit IT valve control duty terhubung dengan sirkuit dalam 1 detik.

Sirkuit tegangan masuk IT motor, atau sirkuit motor control putus dalam 1 detik.

Sirkuit tegangan masuk IT valve motor, atau sirkuit motor control short ke ground dalam 1 detik.

Fuel Injection Quantity

Limitation

Dibatasi Di Offkan Di Offkan

Sub System Status

EGR

Control

Intake

Throttle

Control

- Di Offkan Di Offkan

Status

Control

Lainnya

-

Kemungkinan Penyebab

 Intake throttle valve macet.  Sirkuit tegangan masuk +12V ke Intake throttle

valve motor high resistance.

 Sirkuit Intake throttle valve motor control duty signal

high resistance.

 Sirkuit sensor referensi +5V high resistance.  Sirkuit sensor signal high resistance.  Sirkuit sensor low reference high resistance.  Intake throttle valve position sensor rusak.  Intake throttle valve motor rusak.  ECM rusak.

Catatan: Intake throttle valve position sensor menyatu dengan intake throttle valve assembly.

Catatan: Intake throttle valve motor menyatu dengan intake throttle valve assembly.

 Intake throttle valve macet.  ECM rusak.

 Sirkuit Intake throttle valve motor control duty signal

short ke battery atau tegangan ignition.

 Sirkuit Intake throttle valve motor control duty signal

dan sirkuit masuk +12V saling terhubung.

 Intake throttle valve rusak.  ECM rusak.

Catatan: Intake throttle valve motor menyatu dengan intake throttle valve assembly.

 Sirkuit masuk +12V ke Intake throttle valve motor

open circuit atau high resistance.

 Sirkuit Intake throttle valve motor control duty signal

open circuit atau high resistance.

 Konector harness Intake throttle valve motor

hubungannya kendor.

 Intake throttle valve rusak.  ECM rusak.

Catatan : Intake throttle valve motor menyatu dengan intake throttle valve assembly.

 Sirkuit masuk +12V ke Intake throttle valve motor

short ke ground.

 Sirkuit Intake throttle valve motor control duty signal

short ke ground.

 Intake throttle valve rusak.  ECM rusak.

Catatan: Intake throttle valve motor menyatu dengan intake throttle valve assembly.

4JJ1-TC Engine-77

PREHEATING SYSTEM

Glow Relay On Time Curve

8 7 6 5 4 3

Time (sec. or min.)

2 1 0

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 Coolant Temperature(C)

Relay On Time at Pre G low Phase (sec.) Relay On Time at After G low Phase (m in .)

Preheating system terdiri dari engine control module (ECM), glow relay dan glow plug. ECM menghubungkan glow relay tergantung pada temperature pendingin mesin sebagai energize glow plug. Setelah phase glow, glow plug aktif lagi untuk periode tertentu dengan mesin berputar. Catat, bahwa mesin tidak mempunyai lampu indikator glow.

Status perintah pada glow relay dapat dilihat pada Tech

2. Pada phase pre glow, glow relay diperintahkan ON

(energized) sampai temperature pendingin mesin 35°C (95°F).

Setelah phase glow, glow relay diperintahkan OFF dengan mesin berputar ketika temperature pendingin mesin mencapai pada 60 °C (140°F) dan memerintahkan ON (energized) dibawah 55°C (131°F).

Glow plug memiliki standart tahanan sekitar 0.9 ohms. Glow relay solenoid coil juga memiliki standart tahanan

sekitar 94-115 ohm.

4JJ1-TC Engine-78

Glow Relay

Terminal Face

Glow Plug

Harness Connector

Related DTC

DTC

(Kode

Gejala)

P0380

(5)

(6)

Nama DTC

Name di Scan

Tool

Glow Plug Relay Control Circuit High Voltage

Glow Plug Relay Control Circuit Low Voltage

Kondisi untuk

Menjalankan

DTC

 Tegangan

battery lebih dari 9V.

 Tegangan

Ignition lebih dari 9V.

 Kunci kontak

ON.

Kondisi untuk

Menentukan DTC

Kondisi high voltage pada sirkuit glow relay control selama lebih dari 3 detik ketika glow relay diperintahkan ON.

Kondisi Low voltage pada sirkuit glow relay control selama lebih dari 3 detik ketika glow relay diperintahkan OFF.

Fuel Injection Quantity

Limitation

-

Fail-Safe (Back Up)

Sub System Status

EGR

Control

Intake Throttle Control

-

Other Control

Status

-

Kemungkinan Penyebab

 Sirkuit Glow relay control short ke battery atau

sirkuit tegangan ignition.

 Glow relay rusak.  ECM rusak.

 Sirkuit Glow relay battery feed open circuit atau

high resistance.

 Sirkuit glow relay control open circuit, high

resistance atau short ke ground

 Glow relay pemasangannya kendor.  Glow relay rusak.  ECM rusak.

4JJ1-TC Engine-79

DIAGNOSTIK

MALFUNCTION INDICATOR LAMP (MIL)

Related DTC

DTC

(Symptom

Code)

P0650

(5)

Nama DTC

Name Pada

Scan Tool

Malfunction Indicator Lamp (MIL) Control Circuit High Voltage

Kondisi untuk Menampilkan

DTC

 Tegangan

ignition lebih dari 9V.

 Kunsi kontak

ON.

Kondisi untuk

Pengesetan DTC

High voltage condition pada MIL control circuit selama lebih dari 2 detik saat MIL diperintahkan ON.

Jumlah

Fuel

Injection

-

Malfunction indicator lamp (MIL) terletak pada instrument panel cluster. MIL akan menampilkan simbol mesin saat diperintah ON:

MIL mengindikasikan kerusakan yang berhubungan dengan emisi telah terjadi dan dibutuhkan perbaikan kendaraan.

Berikut ini daftar dari mode operasi MIL:

 MIL menyala kira-kira 4.3 detik saat kunci kontak ON,

dengan mesin OFF. Tes lampu ini memastikan MIL dapat menyala.

 MIL akan OFF setelah mesin hidup jika tidak ada

kerusakan diagnostik.

 MIL tetap menyala setelah mesin hidup jika ECM

mendeteksi kerusakan. Diagnostic trouble code (DTC) disimpan kapan pun ECM menyalakan MIL karena adanya kerusakan yang berhubungan dengan emisi.

Fail-Safe (Back Up)

Status Sub Sistem

EGR

Control

Intake Throttle Control

-

Status Kontrol

Lain

-

 MIL control circuit short ke battery atau ignition

voltage circuit.

 Instrument panel cluster (meter assembly) rusak.  ECM rusak.  ICU rusak.

Kemungkinan Penyebab

P0650

(6)

Malfunction Indicator Lamp (MIL) Control Circuit Low Voltage

Low voltage condition pada MIL control circuit selama lebih dari 2 detik saat MIL diperintahkan OFF.

 Sirkuit tegangan MIL open circuit atau high

resistance.

 MIL control circuit open circuit, high resistance

atau short ke ground.

 Hubungan harness connector buruk.  Lampu MIL rusak.  ECM rusak.  ICU rusak.

4JJ1-TC Engine-80

DATA LINK CONNECTOR (DLC)

Data link connector (DLC) terletak pada knee bolster reinforcement panel pengemudi. Komunikasi antara Tech 2 dan ECM menggunakan Keyword 2000 serial data communication.

1. Tidak Digunakan

2. Class 2 Communication Line (ABS Module, SRS Module)

3. Tidak Digunakan

4. Dihubungkan ke Ground

5. Dihubungkan ke Ground

6. Diag Request SW (ECM)

7. Keyword 2000 Commination Line (ECM, TCM, ICU)

8. Tidak Digunakan

9. Tidak Digunakan

10. Tidak Digunakan

11. Diag Request SW (TCM)

12. Diag Request SW (ABS Module)

13. Diag Request SW (SRS Module)

14. Tidak Digunakan

15. Tidak Digunakan

16. +12V Feed

Data Link Connector Face

4JJ1-TC Engine-81

FLASH DIAGNOSTIC TROUBLE CODE

TECH 2 SCAN TOOL

F0: Diagnostic Trouble Code

F0: Read DTC Info As Stored By ECU F1: Clear DTC Information

F2: Freeze Frame / Failure Records F1: Data Display F2: Snapshot F3: Miscellaneous Test

F0: Lamps

F0: Malfunction Indicator Lamp

F1: Relays

F0: Glow Plug Relay

F2: Fuel System

F0: Rail Pressure Control F1: Injector Balancing F2: Inj ection Tim i n g F3: Multi Injection S top F4: Injector Forced Drive

F3: Solenoids

F0: Variable Swirl Solenoid F4: Inta ke Throttle Control F5: EGR Control

F4: Programming

F0: In j ector ID Code

F0: Inj ector ID Code

F1: ID Code Registration

F2: Upload ID Code

F3: Download ID Code

Diagnostic trouble code (DTC) yang tersimpan dalam memory ECM dapat dibaca menggunakan hand-held diagnostic scanner seperti Tech 2 yang terpasang pada DLC atau menghitung jumlah kedipan dari Malfunction Indicator Lamp (MIL) saat diagnostic test terminal dari DLC di hubungkan ke massa. Terminal DLC “6” (diagnostic request switch) di ke-“Low”-kan (dimassakan) dengan dijumper ke terminal “4” DLC, yang mana kabel massa.

Saat terminal “4” dan “6” telah dihubungkan, ignition switch harus diputar ke posisi “ON”, dengan mesin tidak hidup. MIL akan menampilkan DTC tiga kali baik itu DTC present atau history. Jika lebih dari satu DTC yang tersimpan dalam ECM memory, DTC akan ditampilkan dalam urutan dengan setiap DTC ditampilkan tiga kali. Tampilan DTC akan terus berlanjut selama DLC di-short.

Prosedur Pengoperasian

1. Tekan Enter pada start screen.

2. Pilih “F0: Diagnostic” kemudian tekan Enter.

3. Pilih tipe kendaraan yang sesuai.

4. Pilih “F0: Powertrain” kemudian tekan Enter.

5. Pilih “3.0L 4JJ1-TC”

Tabel pada sisi kiri memperlihatkan, fungsi yang mana yang digunakan versi kelengkapan tersedia.

F0: Diagnostic Trouble Code

Fungsi dari mode “Diagnostic Trouble Code” adalah untuk menampilkan trouble code yang tersimpan dalam ECM. Saat “Clear DTC Information” dipilih, layar peringatan ”Clear DTC Information” muncul. Layar ini menginformasikan anda bahwa dengan menghapus DTC “all stored DTC information in the ECM will be erased”.

Perhatian! Jangan menghapus DTC kecuali diperintahkan oleh service information yang tersedia untuk setiap prosedur diagnostik. Saat DTC dihapus, Freeze Frame and Failure Record Data yang dapat membantu mengdiagnosa kerusakan intermittent juga akan terhapus dari memory. Saat Tech 2 tidak tersedia, history DTC dapat terhapus setelah 40 trip cycle yang terus menerus tanpa kerusakan.

4JJ1-TC Engine-82

t

y

Symptom Code

Nomor ini berarti identifikasi kerusakan. Setiap DTC terdapat individual symptom, seprti DTC P0100 memiliki dua symptom code (1) dan (2). DTC chart (prosedur pemeriksaan) dipisahkan tergantung pada symptom code ini.

1. DTC

2. Symptom Code

F1: Data Display

Fungsi dari mode “Data Display” adalah untuk terus me-monitor parameter data.

Nilai aktual terkini dari semua sensor dan sinyal penting dalam sistem ditampilkan dalam mode ini.

Lihat ke “Daftar Data Tech 2” pada bagian ini.

F2: Snapshot

“Snapshot” memungkinkan anda untuk fokus dalam membuat kondisi terjadi, daripada mencoba untuk melihat semua data dalam antisipasi kerusakan.

Snapshot akan mengumpulkan informasi parameter di sekitar trigger point yang anda pilih.

F3: Miscellaneous Test

Fungsi dari mode “Miscellaneous Test” adalah untuk memeriksa kerja yang benar dari aktuator sistem elektronik.

Gunakan menu miscellaneous test dapat mengetes kondisi dari setiap aktuator dan sensor terkait. Khususnya saat DTC tidak terdeteksi, sirkuit yang rusak dapat didiagnosa dengan pengetesan. Bahkan jika DTC terdeteksi, tes sirkuit menggunakan menu ini dapat membantu memisahkan antara kerusakan mekanikal dan kerusakan elektrikal.

 Malfunction Indicator Lamp

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah malfunction indicator lamp (MIL) bekerja saa diperintahkan ON. Kerusakan sirkuit atau lampu putus dapat dipertimbangkan saat tidak bekerja dengan diperintahkan ON.

 Glow Plug Relay

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah glow rela bekerja saat diperintahkan ON. Kerusakan sirkuit atau relay dapat dipertimbangkan saat tidak bekerja dengan diperintahkan ON.

4JJ1-TC Engine-83

t

 Rail Pressure Control

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah fuel rail pressure berubah antara 30 - 60MPa (4350 - 7250psi) saat diperintahkan.

 Injector Balancing

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah fuel injector bekerja saat diperintahkan ON/OFF. Kerusakan injector dapat dipertimbangkan saat tidak ada perubahan putaran mesin saat diperintahkan OFF.

 Injection Timing

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah main injection timing berubah antara -5 - 10°CA saa diperintahkan.

 Multi Injection Stop

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah fuel injector bekerja saat diperintahkan Stop. Kerusakan injector dapat dipertimbangkan saat tidak ada perubahan suara mesin saat diperintahkan Stop.

Perhatian! Meskipun dalam kondisi Multi Injection

Stop saat tes dimulai, sekali ditekan Stop, akan berada dalam kondisi Jet setelah 10 detik. Kemudian, jika Stop ditekan, akan pada kondisi Stop.

 Injector Forced Drive

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah fuel injector bekerja saat diperintahkan ON/OFF. Kerusakan injector dapat dipertimbangkan saat tidak menimbulkan suara klik (suara bekerjanya solenoid), suara terganggu atau suara abnormal noise saa diperintahkan ON.

 Variable Swirl Solenoid

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah swirl control solenoid valve atau diaphragm valve bekerja saat diperintahkan ON. Gerakan diaphragm valve terganggu oleh macetnya shaft, vacuum hose tertekuk atau lepas, atau solenoid valve rusak dapa dipertimbangkan saat tidak bekerja dengan diperintahkan ON.

4JJ1-TC Engine-84

t

 Intake Throttle Control

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah posisi aktual dari intake throttle valve bergerak dalam 20 80% saat diperintahkan. Gerakan valve yang terganggu oleh benda asing, deposit berlebihan atau valve rusak dapat dipertimbangkan jika Intake Throttle Position Difference besar.

 EGR Control

Fungsi dari tes ini untuk memeriksa apakah posisi aktual dari EGR valve bergerak dalam 0 - 100% saa diperintahkan. Gerakan valve yang terganggu oleh benda asing, deposit berlebihan atau valve rusak dapat dipertimbangkan jika EGR Position Difference besar.

F4: Programming

Fungsi dari “Programming” adalah untuk mem-program fuel injector ID code ke dalam ECM jika fuel injector atau ECM diganti.

4JJ1-TC Engine-85

DATA TECH 2 & DEFINISI

Daftar Data Tech 2 meliputi semua parameter yang berhubungan dengan mesin yang terdapat pada Tech

2. Gunakan Tech 2 Data List hanya setelah ditentukannya berikut ini:

 Diagnostic Check - Engine Controls selesai.  Tidak ada diagnostic trouble code (DTC).  On-board diagnostic berfungsi dengan baik.

Nilai Tech 2 dari mesin yang baik dapat digunakan untuk perbandingan dengan mesin yang anda diagnosa. Tech 2 Data List menggambarkan nilai saat mesin normal bekerja.

Parameter

Tech 2

Kondisi Operasi: Mesin Idling atau 2000RPM / Temperatur Air Pendingin antara 75-85°C (167-185°F) / Accelerator Pedal Konstan / Park atau Neutral / Aksesoris OFF / Kendaraan pada Dataran Rendah

Ignition Switch On / Off On On Parameter ini menampilkan input status dari ignition switch ke ECM J2-72

Ignition Voltage Volts 12.0-15.0 12.0-15.0 Parameter ini menampilkan ignition voltage diukur oleh ECM pada ignition feed

Battery Voltage Volts 12.0-15.0 12.0-15.0 Parameter ini menampilkan system voltage diukur oleh ECM pada ECM main

Starter Switch On / Off Off Off Parameter ini menampilkan input status dari starter switch ke ECM J2-44

Park/ Neutral

Switch

Intank Pump

Relay Control

Unit Saat Mesin

Idle

On / Off On On Parameter ini menampilkan input status dari P, N position switch (A/T) atau

On / Off On On

Saat Mesin

2000RPM

Definisi

terminal. Tech 2 akan menampilkan On atau Off. On mengindikasikan ignition switch pada posisi ON.

circuit J2-72 terminal. Voltage diberikan ke ECM saat ignition switch pada posisi ON.

relay voltage feed circuit J2-73 terminal.

terminal. Tech 2 akan menampilkan On atau Off. On mengindikasikan ignition switch pada posisi START.

neutral switch (M/T) ke ECM J2-3. Tech 2 akan menampilkan On atau Off. On mengindikasikan P, N position switch (A/T) atau neutral switch (M/T) pada posisi ON (posisi aktual).

Parameter ini menampilkan kondisi yang diperintahkan dari fuel pump relay control circuit. Tech 2 akan menampilkan On atau Off. On mengindikasikan fuel pump control circuit di-massa-kan oleh ECM J1-66 terminal, sehingga tegangan mengalir ke in-tank fuel pump. Off mengindikasikan fuel pump relay tidak diperintahkan ON oleh ECM. Perhatian: Fuel pump relay diperintah ON selama 12 detik saat ignition switch ON dengan mesin OFF.

Glow Relay

Control

A/C Clutch

Switch

On / Off Off Off Parameter ini menampilkan kondisi yang diperintahkan dari glow relay control

circuit. Tech 2 akan menampilkan On atau Off. On mengindikasikan glow relay control circuit di-massa-kan oleh ECM J2-37 terminal, sehingga tegangan mengalir ke glow plug. Off mengindikasikan glow relay tidak diperintahkan ON oleh ECM.

On / Off Off Off

Parameter ini menampilkan kondisi dari air conditioning (A/C) compressor relay control dari ECM J2-55 terminal. Tech 2 akan menampilkan On atau Off. On mengindikasikan ECM menerima permintaan dari HVAC system dan memassa-kan A/C compressor relay control circuit, A/C compressor clutch bekerja. Off mengindikasikan ECM tidak menerima permintaan dari HVAC system atau system tidak me-massakan A/C compressor clutch relay control circuit.

4JJ1-TC Engine-86

Parameter

Tech 2

Swirl Control

Solenoid

Desired Idle

Speed

Engine Speed RPM Nearly 700

Unit Saat Mesin

Idle

On / Off On On Parameter ini menampilkan kondisi yang diperintahkan dari swirl control

RPM 700 700

RPM

Saat Mesin

2000RPM

Nearly

2000 RPM

Definisi

solenoid circuit. Tech 2 akan menampilkan On atau Off. On mengindikasikan swirl control solenoid circuit di-massa-kan oleh ECM J1-67 terminal, sehingga tegangan mengalir ke solenoid valve. Off mengindikasikan swirl control solenoid tidak diperintahkan ON oleh ECM.

Idle speed yang diminta oleh ECM. ECM akan merubah desired idle speed berdasarkan engine coolant temperature (ECT), battery voltage dan status system A/C sebagai berikut.

Saat ECT lebih rendah dari -10°C (14°F), ECM mengeset desired idle speed ke 800RPM. Saat ECT lebih dari 30°C (86°F), ECM meneset idle speed ke 700RPM.

Jika battery voltage kurang dari 11 volt saat mesin hidup dengen A/C system OFF, ECM mengeset desired idle speed ke 750RPM. Dan battery voltage kembali ke lebih dari 12 volt dengan A/C system OFF, ECM mengeset desired idle speed ke 700RPM.

Jika A/C system diaktifkan, ECM mengeset 50RPM lebih tinggi dari normal idle speed.

Parameter ini menampilkan kecepatan dari crankshaft signal input ke ECM J158 terminal dari crankshaft position (CKP) sensor. Tech 2 akan menampilkan putaran mesin dalam revolution per minute (RPM).

Vehicle Speed km/h / MPH 0 0 Parameter ini menampilkan vehicle speed yang dikalkulasikan oleh ECM

berdasarkan input dari vehicle speed sensor (VSS) ke ECM J2-62 terminal. Tech 2 akan menampilkan nilai yang lebih besar pada kecepatan kendaraan yang lebih tinggi, dan nilai yang rendah pada kecepatan kendaraan yang rendah.

Intake Air

Temperature

Intake Air

Temperature

Sensor

Coolant

Temperature

°C / °F 15-40°C /

59-104°F

Volts 1.4 - 2.6 1.4 - 2.6 Parameter ini menampilkan temperatur dari intake air berdasarkan signal input

°C / °F 75-85°C /

167-185°F

15-40°C / 59-104°F

75-85°C /

167-185°F

Parameter ini menampilkan temperatur dari udara masuk yang dikalkulasikan oleh ECM menggunakan signal input dari intake air temperature (IAT) sensor. Tech 2 akan menampilkan temperatur rendah saat signal voltage tinggi dan temperatur tinggi saat signal voltage rendah.

Perhatian: Intake air temperature sensor terdapat pada MAF sensor dan MAF sensor dipanaskan. Jika ignition switch ON, akan mengindikasikan intake temperature yang lebih tinggi dari temperatur intake normal.

dari intake air temperature (IAT) sensor ke ECM J1-41 terminal. Tech 2 akan menampilkan signal voltage rendah saat temperatur tinggi and signal voltage tinggi saat temperatur rendah.

Perhatian: Intake air temperature sensor terdapat pada MAF sensor dan MAF sensor dipanaskan. Jika ignition switch ON, akan mengindikasikan intake temperature yang lebih rendah dari temperatur intake normal.

Parameter ini menampilkan temperatur dari air pendingin seperti dikalkulasikan oleh ECM menggunakan signal input dari engine coolant temperature (ECT) sensor. Tech 2 akan menampilkan temperatur rendah saat signal voltage tinggi dan temperatur tinggi saat signal voltage rendah.

Coolant

Temperature

Sensor

Volts 0.4 - 0.6 0.4 - 0.6 Parameter ini menampilkan temperatur dari air pendingin berdasarkan signal

input dari engine coolant temperature (ECT) sensor ke ECM J1-27 terminal. Tech 2 akan menampilkan signal voltage rendah saat temperatur tinggi dan signal voltage tinggi saat temperatur rendah.

4JJ1-TC Engine-87

Parameter

Tech 2

Fuel

Temperature

Fuel

Temperature

Sensor

Barometric

Pressure

Barometric

Pressure Sensor

MAF (Mass Air

Flow)

MAF (Mass Air

Flow) Sensor

Unit Saat Mesin

Idle

°C / °F 20-60°C /

68-140°F

Volts 0.7 - 2.3 0.7 - 2.3 Parameter ini menampilkan temperatur dari bahan bakar berdasarkan signal

KPa Nearly

100kPa at

sea level

Volts Nearly 2.3

Volts at

sea level

g/cyl 0.3 - 0.6

(M/T)

0.4 - 0.7 (A/T)

Volts 1.3 - 1.6

(M/T)

1.4 - 1.7 (A/T)

Saat Mesin

2000RPM

20-60°C / 68-140°F

Nearly

100kPa at

sea level

Nearly 2.3

Volts at

sea level

0.3 - 0.6 (M/T)

0.4 - 0.7 (A/T)

2.0 - 2.8 (M/T)

2.3 - 3.0 (A/T)

Definisi

Parameter ini menampilkan temperatur dari bahan bakar seperti dikalkulasikan oleh ECM menggunakan signal input dari fuel temperature (FT) sensor. Tech 2 akan menampilkan temperatur rendah saat signal voltage tinggi dan temperatur tinggi saat signal voltage rendah.

input from the fuel temperature (FT) sensor to the ECM J1-29 terminal. The Tech 2 akan menampilkan temperatur rendah saat signal voltage tinggi dan temperatur tinggi saat signal voltage rendah.

Parameter ini menampilkan barometric pressure seperti dikalkulasikan oleh ECM menggunakan signal input dari barometric pressure (BARO) sensor.

Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J1-18 terminal dari barometric pressure (BARO) sensor. BARO sensor menampilkan nilai tegangan rendah saat berada pada dataran tinggi.

Parameter ini menampilkan mass air flow yang masuk ke ke mesin seperti dikalkulasikan oleh ECM menggunakan signal input dari mass air flow (MAF) sensor.

Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J1-40 terminal dari mass air flow (MAF) sensor. Tech 2 akan menampilkan nilai yang tinggi pada putaran mesin tinggi, dan nilai rendah pada putaran mesin rendah.

Accelerator

Pedal Position

APP Sensor 1

(Accelerator

Pedal Position)

APP Sensor 2

(Accelerator

Pedal Position)

APP Sensor 3

(Accelerator

Pedal Position)

Desired Intake

Throttle

% 0 10 - 15 Parameter ini menampilkan sudut dari pedal gas seperti dikalkulasikan oleh

ECM menggunakan signal input dari accelerator pedal position sensor. APP mengindikasikan sudut dalam persentase rendah saat pedal gas tidak ditekan sampai persentase tinggi saat pedal gas ditekan penuh.

Volts 0.1 - 1.2 1.1 - 1.3 Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J2-12 terminal dari

accelerator pedal position (APP) sensor 1 dari APP sensor assembly. APP sensor 1 mengindikasikan tegangan yang rendah saat pedal gas tidak ditekan sampai tegangan yang tinggi saat pedal gas ditekan penuh.

Volts 3.8 - 4.8 3.6 - 3.8 Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J2-10 terminal dari

accelerator pedal position (APP) sensor 2 dari APP sensor assembly. APP sensor 2 mengindikasikan tegangan yang tinggi saat pedal gas tidak ditekan sampai tegangan yang rendah saat pedal gas ditekan penuh.

Volts 3.8 - 4.8 3.7 - 3.9 Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J2-8 terminal dari

accelerator pedal position (APP) sensor 3 dari APP sensor assembly. APP sensor 3 mengindikasikan tegangan yang tinggi saat pedal gas tidak ditekan sampai tegangan menengah saat pedal gas ditekan penuh.

% 10 - 20

(M/T)

15 - 25

(A/T)

15 - 25

(M/T)

50 - 60

(A/T)

Parameter ini menampilkan posisi intake throttle valve yang diinginkan oleh ECM berdasarkan kondisi pengendaraan terkini.

4JJ1-TC Engine-88

Parameter

Tech 2

Intake Throttle

Position

Difference ITP Sensor

(Intake Throttle

Position)

Intake Throttle

Duty Cycle

Desired EGR

Position

EGR Position

Difference

EGR Position

Sensor

Unit Saat Mesin

Idle

% -3 - 3 -3 - 3 Parameter ini menampilkan perbedaan antara actual dan desired value (actual

Volts 0.6 - 1.2

(M/T)

0.8 - 1.3 (A/T)

% 10 - 30 10 - 30 Parameter ini menampilkan intake throttle valve control duty signal dari ECM

% 55 - 65

(M/T)

55 - 65

(A/T)

% -3 - 3 -3 - 3 Parameter ini menampilkan perbedaan dari nilai actual dan desired (actual

Volts 2.3 - 2.7

(M/T)

2.3 - 2.7 (A/T)

Saat Mesin

2000RPM

0.8 - 1.3 (A/T)

2.1 - 2.6 (A/T)

75 - 85

(M/T)

35 - 45

(A/T)

2.9 - 3.2 (M/T)

1.8 - 2.1 (A/T)

Definisi

intake throttle – desired intake throttle). Ini dapat digunakan untuk menentukan kekakuratan sensor atau intake throttle valve problem.

Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J1-57 terminal dari intake throttle position sensor dari intake throttle valve. Intake throttle position sensor mengindikasikan tegangan yang rendah saat intake throttle valve tertutup sampai tegangan tinggi saat intake throttle valve terbuka.

J1-56 terminal. Saat small duty signal, intake throttle valve dikontrol untuk menutup. Saat large duty signal, intake throttle valve dikontrol untuk membuka.

Parameter ini menampilkan posisi EGR valve yang diinginkan oleh ECM berdasarkan kondisi pengendaraan terkini.

EGR position – desired EGR position). Ini dapat digunakan untuk menentukan kekakuratan sensor atau EGR valve problem.

Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J1-32 terminal dari EGR position sensor dari EGR valve. EGR position sensor mengindikasikan tegangan yang rendah saat EGR valve tertutup sampai tegangan tinggi saat EGR valve terbuka.

EGR Motor Duty

Cycle

Desired Fuel Rail

Pressure

Fuel Rail

Pressure

Difference

Fuel Rail

Pressure Sensor

SCV Current mA 1700 - 2000 1600 -

SCV Duty Cycle % 40 - 45 35 - 45 Parameter ini menampilkan suction control valve (SCV) control duty signal dari

% 10 - 30 10 - 30 Parameter ini menampilkan EGR valve control duty signal dari ECM J1-63

terminal. Saat small duty signal, EGR valve dikontrol untuk menutup. Saat large duty signal, EGR valve dikontrol untuk membuka.

MPa / psi 27.0 –

33.0MPa / 3910 -

4786psi

MPa / psi -3 - 3MPa /

-435 -

435psi

Volts 1.4 - 1.5 2.2 - 2.5 Parameter ini menampilkan voltage signal input ke ECM J1-48 dan J1-68

75.0 - 90.0 MPa /

10880 -

13050 psi

-3 - 3MPa /

-435 -

435psi

2000

Parameter ini menampilkan fuel rail pressure yang diinginkan oleh ECM based berdasarkan kondisi pengendaraan terkini.

Parameter ini menampilkan perbedaan dari nilai actual dan desired (actual rail pressure – desired fuel rail pressure). Ini dapat digunakan untuk menentukan kekakuratan sensor atau fuel pressure problem.

terminal dari fuel rail pressure (FRP) sensor. FRP sensor mengindikasikan tegangan yang rendah saat fuel rail pressure sampai tegangan tinggi saat fuel rail pressure tinggi.

Parameter ini menampilkan suction control valve (SCV) control feedback current input ke ECM J1-50 dan J1-70 terminal dari SCV. Saat dialirkan arus kecil, SCV dikontrol untuk membuka (fuel supply ke fuel rail bertambah). Saat dialirkan arus tinggi, SCV dikontrol untuk menutup (fuel supply ke fuel rail berkurang).

ECM J1-50 dan J1-70 terminal. Saat small duty signal, SCV dikontrol untuk membuka (fuel supply ke fuel rail bertambah). Saat large duty signal, SCV dikontrol untuk menutup (fuel supply ke fuel rail berkurang).

4JJ1-TC Engine-89

Parameter

Tech 2

Desired Injection

Quantity

Main Injection

Quantity

Pre Injection

Quantity

Cylinder 1

Compensation

Cylinder 2

Compensation

Unit Saat Mesin

Idle

mm3/st 6 - 12 9 - 13 Parameter ini menampilkan total injection quantity (main injection quantity + pre

mm3/st 3 - 8 7 - 10 Parameter ini menampilkan main injection quantity yang diinginkan oleh ECM

mm3/st 3 - 4 2 - 3 Parameter ini menampilkan pilot injection quantity yang diinginkan oleh ECM

mm3/st -5.0 - 5.0

(Varies)

mm3/st -5.0 - 5.0

(Varies)

Saat Mesin

2000RPM

injection quantity) yang diinginkan oleh ECM berdasarkan kondisi pengendaraan terkini.

berdasarkan kondisi pengendaraan terkini.

0 Parameter ini menampilkan penyetelan volume bahan bakar untuk silinder 1

saat putaran mesin rendah (dari idle sampai 1800RPM) seperti yang dikalkulasikan oleh ECM. Saat kompensasi volume negatif, fuel volume dikurangi. Saat kompensasi volume positif, fuel volume ditambah. Jika terdapat silinder yang terlalu tinggi atau rendah, ini mengindikasikan kerusakan fuel injector, lemah atau keausan silinder.

0 Parameter ini menampilkan penyetelan volume bahan bakar untuk silinder 2

saat putaran mesin rendah (dari idle sampai 1800RPM) seperti yang dikalkulasikan oleh ECM. Saat kompensasi volume negatif, fuel volume dikurangi. Saat kompensasi volume positif, fuel volume ditambah. Jika terdapat silinder yang terlalu tinggi atau rendah, ini mengindikasikan kerusakan fuel injector, lemah atau keausan silinder.

Definisi

Cylinder 3

Compensation

Cylinder 4

Compensation

Main Injection

Base Pulse

Width

Main Injection

Start

Pre Injection

Interval

mm3/st -5.0 - 5.0

(Varies)

mm3/st -5.0 - 5.0

(Varies)

micro sec 600 - 800 400 - 550 Parameter ini menampilkan waktu ECM meng-ON-kan fuel injector. Tech 2

°CA 2 - 5 4 - 8 Parameter ini menampilkan main injection timing dikalkulasikan oleh ECM

°CA 17 - 23 11 - 17 Parameter ini menampilkan interval injeksi antara akhir dari pilot injection dan

0 Parameter ini menampilkan penyetelan volume bahan bakar untuk silinder 3

saat putaran mesin rendah (dari idle sampai 1800RPM) seperti yang dikalkulasikan oleh ECM. Saat kompensasi volume negatif, fuel volume dikurangi. Saat kompensasi volume positif, fuel volume ditambah. Jika terdapat silinder yang terlalu tinggi atau rendah, ini mengindikasikan kerusakan fuel injector, lemah atau keausan silinder.

0 Parameter ini menampilkan penyetelan volume bahan bakar untuk silinder 4

saat putaran mesin rendah (dari idle sampai 1800RPM) seperti yang dikalkulasikan oleh ECM. Saat kompensasi volume negatif, fuel volume dikurangi. Saat kompensasi volume positif, fuel volume ditambah. Jika terdapat silinder yang terlalu tinggi atau rendah, ini mengindikasikan kerusakan fuel injector, lemah atau keausan silinder.

akan menampilkan nilai yang lebih tinggi dengan pulse width yang lebih panjang, atau nilai yang rendah dengan pulse width lebih pendek.

berdasarkan crankshaft position (CKP) sensor and camshaft position (CMP) sensor input menggunakan target injection timing map. Timing ini dikompensasi oleh temperatur air endingin, ketinggian dan temperatur udara masuk, dll.

awal dari main injection dikalkulasikan oleh ECM berdasarkan kondisi pengendaraan terkini.

Rail Pressure

Feedback

Restart Mode

/ Shutoff

Mode / Wait

Mode /

Feedback

Mode

Feedback

Mode

Feedback

Mode

Parameter ini menampilkan kondisi dari fuel rail pressure feedback ke ECM. “Wait Mode” mengindikasikan ignition switch pada posisi ON. “Feedback Mode” mengindikasikan mesin saat start atau hidup. “Shutoff Mode” mengindikasikan ignition switch pada posis OFF atau immobilizer system aktif. “Restart Mode” mengindikasikan ignition switch terus pada posisi OFF dari “Shutoff Mode”.

4JJ1-TC Engine-90

Parameter

Tech 2

Engine Mode Halt Mode /

Wait Mode /

Crank Mode /

Fuel Mode

Synchronization

Mode

Supply Pump

Difference

Learned Value

Immobilizer

Signal

Wrong

Immobilizer

Signal Received

Immobilizer

Function

Programmed

Security Wait

Time

0 / 1 / 2 2 2 Parameter ini menampilkan kondisi sinkronisasi dari crankshaft position (CKP)

Received /

Not Received

Received /

Not Received

Yes / No Yes Yes

Active (Time)

/ Inactive

Unit Saat Mesin

Idle

Fuel Mode Fuel Mode Parameter ini menampilkan kondisi dari mesin. “Wait Mode” mengindikasikan

0 / 2 0 / 2 0

Received Received

Not

Received

Inactive Inactive

Saat Mesin

2000RPM

Not

Received

Definisi

ignition switch pada posisi ON. “Crank Mode” mengindikasikan mesin selama start. “Fuel Mode” mengindikasikan mesin hidup. “Halt Mode” mengindikasikan ignition switch pada posisi OFF.

sensor signal dan camshaft position (CMP) sensor signal. Tech 2 akan menampilkan “0”, “1” atau “2”. “0” mengindikasikan CMP sensor signal tidak terdeteksi atau hanya CKP sensor signal yang terdeteksi. “1” mengindikasikan CMP sensor signal terdeteksi tetapi CKP sensor signal tidak terdeteksi. “2” mengindikasikan kedua sensor signal terdeteksi dengan baik.

Parameter ini menampilkan characteristic learning state dari fuel supply pump. Tech 2 akan menampilkan “0” atau “2”. “2” mengindikasikan learning condition terpenuhi selama idle speed setelah warm-up. “0” mengindikasikan learning condition tidak terpenuhi.

Parameter ini menampilkan kondisi dari response signal ke ECM J2-62 terminal. Tech 2 akan menampilkan Received atau Not Received. “Received” mengindikasikan response signal dari immobilizer control unit (ICU) diterima.

Parameter ini menampilkan kondisi dari received response signal ke ECM J262 terminal. Tech 2 akan menampilkan Received atau Not Received. “Received” mengindikasikan received response signal dari immobilizer control unit (ICU) tidak setuju dengan kalkulasi dalam ECM. Parameter ini menampilkan kondisi dari immobilizer function programming dalam ECM. Tech 2 akan menampilkan Yes atau No. “Yes” mengindikasikan security code & secret key di-program dengan benar dalam ECM. “No” mengindikasikan ECM tidak di-program atau ECM reset. Parameter ini menampilkan kondisi dari security guard dalam ECM. Tech 2 akan menampilkan Active (Time) atau Inactive. “Active (Time)” mengindikasikan ECM sedang dalam security guard, ignition switch harus diON beberapa kali untuk kembali ke “Inactive”. Jika penggantian ECM dipergunakan dari kendaraan lain tanpa me-reset ECM, “Active (Time)” mungkin akan ditampilkan.

BREAKER BOX

Connection Type A

Connection Type B

4JJ1-TC Engine-91

Engine control module (ECM) dan konektor lainnya memiliki water proof connector dan special terminal. Water proof terminal tidak memungkinkan penggunaan back probe. Sebagai tambahan, engine control module (ECM) special terminal tidak membiarkan regular digital voltage meter probe untuk masuk, karena bentuk terminal adalah very fin pin type.

Untuk mencegah kerusakan dari female terminal dan konektor, breaker box dan adapter adalah special tool yang paling sesuai.

Breaker box connection type A, untuk memeriksa dari open circuit dan short ke ground circuit.

Breaker box connection type B, untuk memeriksa short ke voltage circuit dan signal, pemeriksaan tegangan antara ECM dan komponen elektrical.

1. Engine Control Module (ECM)

2. Harness Adapter

3. ECM Harness connector

4. Breaker Box

4JJ1-TC Engine-92

r

A

r

PEMERIKSAAN SISTEM DIAGNOSTIK

Mulai diagnosa sistem dengan Pemeriksaan Sistem Diagnostik – Kontrol Mesin. Pemeriksaan Sistem Diagnostik – Kontrol Mesin akan menyediakan informasi berikut:

• Identifikasi dari control module yang memerintah sistem.

• Kemampuan dari control module untuk berkomunikasi melalui serial data circuit.

• Identifikasi dari diagnostic trouble code (DTC) yang tersimpan dan statusnya.

Penggunaan dari Pemeriksaan Sistem Diagnostik – Kontrol Mesin akan mengenali prosedur yang bena untuk mengdiagnosa sistem dan dimana prosedu terletak.

Penting:

Lembar Pemeriksaan Sistem Kontrol Mesin harus digunakan untuk memverifikasi keluhan customer, anda perlu mengetahui prilaku kerja yang benar (normal) dari sistem dan memverifikasi bahwa keluhan custome adalah kerusakan sistem yang valid.

Pemeriksaan Sistem Diagnostik – Kontrol Mesin Deskripsi

Pemeriksaan Sistem Diagnostik – Kontrol Mesin adalah pendekatan teratur untuk mengidentifikasi kondisi yang dihasilkan oleh malafungsi dalam electronic engine control system. Pemeriksaan Sistem Diagnostik harus menjadi titik awal untuk semua masalah pengendaraan. Pemeriksaan Sistem Diagnostik mengarahkan teknisi kepada langkah logis berikutnya untuk mendiagnosa masalah. Mengerti dan menggunakan tabel diagnostik dengan benar mengurangi waktu diagnosa, dan mencegah penggantian komponen yang tidak rusak.

Deskripsi Tes

ngka merujuk kepada nomor langkah pada tabel

diagnostik.

2. Kurangnya komunikasi dapat disebabkan dari kerusakan sebagian atau total dari Keyword 2000 serial data circuit. Prosedur khusus menentukan kondisi tertentu.

12. Jika terdapat module lain dengan DTC di-set, lihat ke daftar DTC. Daftar DTC mengarahkan anda ke prosedur diagnostik yang sesuai. Jika control module menyimpan multiple DTC, diagnosa DTC dalam urutan berikut:

• Component level DTC, seperti sensor DTC, solenoid DTC, actuator DTC, dan relay DTC. Diagnosa multiple DTC dalam kategori ini dalam urutan angka. Dimulai dengan DTC dengan nilai terendah, kecuali jika tabel diagnostik menunjukkan lain.

Pemeriksaan Sistem Diagnostik – Kontrol Mesin Penting:

• JANGAN melakukan diagnostik ini jika tidak terdapat masalah pengendaraan, kecuali prosedu lain mengarahkan anda ke diagnostik ini.

• Sebelum anda melanjutkan dengan diagnosis, periksa service bulletin.

• Kecuali prosedur diagnostik menginstruksikan anda, JANGAN menghapus DTC.

• Jika terdapat masalah dengan starting system, lihat ke bagian starting system pada engine mechanical.

• Pastikan battery penuh.

• Pastikan kabel battery (+) (-) bersih dan kencang.

• Pastikan ECM ground bersih, kencang dan pada lokasinya.

• Pastikan ECM J1 & J2 harness connector bersih dan terhubung dengan baik. JANGAN mencoba men-start mesin dengan ECM harness connecto dilepas. Pressure limiter valve akan terbuka.

• Pastikan ECM terminal bersih dan terhubung dengan baik.

• Pastikan perawatan kendaraan telah dikerjakan dengan cukup.

• Pastikan Fuel Injector ID Code Data telah diprogram dengan benar.

• Pastikan fungsi immobilizer telah di-program dengan benar. (Jika dilengkapi)

• Jika terdapat fuel system DTC (P0087, P0088, P0089, P1093, P1094 or P1095) dan DTC lain, diagnosa sensor DTC, solenoid DTC, actuato DTC and relay DTC TERLEBIH DAHULU.

4JJ1-TC Engine-93

Step Tindakan Nilai Ya Tidak

1 Pasang Tech 2.

Apakah Tech 2 ON?

⎯

Lihat ke Step 2

Lihat ke Tech 2

Tidak Menyala

2 1. ON-kan kunci kontak, dengan mesin OFF.

2. Coba untuk mendapatkan komunikasi dengan control module di bawah ini.

• Engine control module (ECM)

• Transmission control module (TCM) (Hanya A/T)

• Immobilizer control unit (ICU) (Jika dilengkapi)

Apakah Tech 2 berkomunikasi dengan semua control module di atas?

3 Coba hidupkan mesin.

Apakah mesin hidup dan idle?

⎯

Lihat ke Step 3

Lihat ke Step 4

Lihat ke Tech 2

Tidak Komunikasi

dengan Keyword

2000 Device

Lihat ke Mesin

Start tetapi Tidak

Hidup

4 Pilih fungsi DTC display untuk control module

berikut:

• Engine control module (ECM)

• Transmission control module (TCM) (Hanya A/T)

⎯

• Immobilizer control unit (ICU) (Jika dilengkapi)

Apakah Tech 2 menampilkan adanya DTC?

Lihat ke Step 5 Lihat ke Step 13

5 Apakah Tech 2 menampilkan ECM DTC P0601

(Symptom Code 1, 2, 3, 4 & 5)? ⎯

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 6

6 Apakah Tech 2 menampilkan ECM DTC P0562

(Symptom Code 1 & 2)? ⎯

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 7

7 Apakah Tech 2 menampilkan ECM DTC P1562

(Symptom Code 1 & 2)? ⎯

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 8

8 Apakah Tech 2 menampilkan ECM DTC?

• P1620 (Symptom Code 1 & 2)

• P1622 (Symptom Code 1 & 2)

• P1624 (Symptom Code 1 & 2)

⎯

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 9

9 Apakah Tech 2 menampilkan ECM DTC?

• P0219 (Symptom Code 0)

• P0335 (Symptom Code 4 & 8)

• P0340 (Symptom Code 4 & 8)

• P1345 (Symptom Code 0)

⎯

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 10

4JJ1-TC Engine-94

Step Tindakan Nilai Ya Tidak

10 Apakah Tech 2 menampilkan ECM DTC?

• P0090 (Symptom Code 6, 7 & 8)

• P0193 (Symptom Code 1 & 2)

• P0201-P0204 (Symptom Code 6)

⎯

• P1261 (Symptom Code 1, 3, 5 & 7)

• P1262 (Symptom Code 1, 3, 5 & 7)

• P1263 (Symptom Code 8)

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 11

11 Apakah Tech 2 menampilkan ECM DTC?

• P0486 (Symptom Code 1 & 2)

• P0488 (Symptom Code 5, 6 & 7)

• P1120 (Symptom Code 1 & 2)

• P1122 (Symptom Code 1 & 2)

⎯

• P1124 (Symptom Code 1 & 2)

• P1485 (Symptom Code 1 & 2)

• P1488 (Symptom Code 5, 6 & 7)

12 Apakah ada kode lain dalam controller

manapun yang belum terdiagnosa?

13 Apakah keluhan customer pada automatic

transmission?

⎯

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 12

Lihat ke

Applicable DTC Lihat ke Step 13

Lihat ke

Diagnostic

System Check

Transmission

Control Lihat ke Step 14

14 Apakah keluhan customer pada immobilizer

system?

⎯

Lihat ke

Diagnostic

System Check

Immobilizer

Control Lihat ke Step 15

15 1. Lihat kembali gejala berikut.

2. Lihat ke tabel diagnostik gejala berikut:

• Susah Hidup

• Kasar, Tidak Stabil, atau Idle Tidak Benar dan Mati

• Idle Tinggi

• Cut Out, Misses

• Surge/Chuggles

• Kurang Tenaga, Sluggishness, atau

⎯

Sponginess

• Hesitation, Sag, Stumble

• Knocking/ Suara Pembakaran

• Bahan Bakar Boros

• Asap Berlebihan (Asap Hitam)

• Asap Berlebihan (Asap Putih)

Apakah anda menemukan dan memperbaiki masalah?

Sistem OK

Lihat ke

Intermittent

Conditions

4JJ1-TC Engine-95

MESIN START TETAPI TIDAK HIDUP

Deskripsi

Tabel diagnostik Mesin Start tetapi Tidak Hidup adalah sebuah pendekatan teratur untuk mengidentifikasi

Bantuan Diagnostik

Jika kondisi intermittent dicurigai, lihat ke Kondisi Intermittent pada bagian ini.

kondisi yang menyebabkan mesin tidak bisa hidup. Tabel diagnostik mengarahkan teknisi kepada diagnosa sistem yang benar. Tabel diagnostik mengasumsi kondisi berikut terpenuhi:

• Battery penuh dan terminal bersih dan kencang.

• Kecepatan start mesin normal.

• Fuel dalam fuel tank cukup.

• Tidak ada udara dalam fuel line.

• Filter (Air, Fuel) bersih.

• Fuse dan slow blow fuse normal.

 Pastikan fungsi immobilizer terprogram dengan

benar.

Step Tindakan Nilai Ya Tidak

1 Apakah anda melakukan Pemeriksaan Sistem

Diagnostik – Kontrol Mesin?

⎯

Lihat ke Step 2

Lihat ke

Pemeriksaan

Sistem Diagnostik

– Kontrol Mesin

2 1. Pasang Tech 2.

2. OFF-kan kunci kontak selama 30 detik.

3. Start mesin dalam waktu tertentu.

4. Monitor Diagnostic Trouble Code (DTC) Information dengan Tech 2.

Apakah ada DTC yang menggagalkan ignition?

15 detik

Lihat ke

Diagnostic

Trouble Code

(DTC) List Lihat ke Step 3

3 1. ON-kan kunci kontak, dengan mesin OFF.

2. Lihat parameter Suction Control Valve (SCV) Current dengan Tech 2.

1300 mA

Apakah parameter SCV Current lebih dari nilai standar?

Lihat ke Step 4 Lihat ke Step 11

4 1. Pastikan fuel tank memiliki cukup fuel dan

kualitas fuel baik (ambil contoh).

2. Lihat parameter Fuel Rail Pressure Difference dengan Tech 2 saat start mesin selama 5 detik.

Perhatian: Jika Kendaraan kehabisan bahan

-10 - 0 MPa /

-1450 - 0 psi

bakar, udara akan terjebak dalam fuel system. Apakah parameter Fuel Rail Pressure

Difference dalam nilai standar saat start?

5 1. Lepas suction control valve (SCV) harness

connector.

2. Start kembali mesin.

Apakah mesin hidup?

⎯

Lihat ke Step 6 Lihat ke Step 5

Lihat ke

Diagnostic

System Check

Fuel System

Lihat ke Step 15

Check

4JJ1-TC Engine-96

Step Tindakan Nilai Ya Tidak

6 Lihat parameter Synchronization Mode dengan

Tech 2 saat start mesin selama 5 detik. Apakah parameter Synchronization Mode

mengindikasikan “2” selama start?

⎯

Lihat ke Step 7 Lihat ke Step 12

7 1. Lepas engine cover.

2. Lakukan tes Injector Forced Drive dengan Tech 2.

3. Perintahkan setiap injector ON dan pastikan suara klik (suara kerja solenoid) untuk setiap injector.

⎯

Apakah ada injector yang tidak menimbulkan suara klik (suara kerja solenoid), suara terganggu atau suara abnormal saat diperintahkan ON?

Lihat ke Step 14 Lihat ke Step 8

8 1. OFF-kan kunci kontak.

2. Lepas intake duct yang dihubungkan ke intake throttle (IT) valve assembly.

3. Periksa berikut ini dari kemungkinan penyebab IT valve macet.

• IT valve terganggu oleh benda asing

• Deposit berlebihan pada throttle bore

⎯

• IT valve bengkok

Perhatian: Ganti IT valve jika ada rasa lengket saat butterfly valve digerakkan dengan tangan.

4. Perbaiki atau ganti jika perlu.

Apakah masalah ditemukan dan diperbaiki?

Lihat ke Step 17 Lihat ke Step 9

9 1. Periksa pembacaan normal pada key up

untuk input sensor berikut: Lihat ke Tech 2 Data List atau kendaraan yang baik untuk menentukan nilai normal.

• Coolant temperature sensor

• Intake air temperature (IAT) sensor

• Fuel temperature (FT) sensor

• Mass air flow (MAF) sensor

⎯

• Fuel rail pressure (FRP) sensor

• Intake throttle position (ITP) sensor

• EGR position sensor

2. Perbaiki sirkuit atau ganti sensor seperlunya.

Apakah masalah ditemukan dan diperbaiki?

Lihat ke Step 17 Lihat ke Step 10

4JJ1-TC Engine-97

Step Tindakan Nilai Ya Tidak

10 1. Kemungkinan penyebab lain untuk kondisi

tidak hidup:

• Fuel supply pump mechanical timing

• Intake tersumbat, exhaust atau catalytic converter tersumbat

⎯

• Kompresi mesin buruk

2. Perbaiki seperlunya. Apakah masalah ditemukan dan diperbaiki?

Lihat ke Step 17 Lihat ke Step 13

11 Perbaiki SCV control low circuit antara ECM

(pin J1-50 dan J1-70 dari E-90 connector) dan SCV (pin 2 dari E50 connector) dari short ke ground.

⎯

Apakah perbaikan selesai?

Lihat ke Step 17 ⎯

12 Inspect engine mechanical timing. Lihat ke the

Engine Mechanical Section. Apakah perbaikan selesai?

⎯

Lihat ke Step 17 ⎯

13 Coba program kembali ECM. Lihat ke Engine

Control Module (ECM) Replacement /Restore Fuel Injector ID Code Date & Immobilizer Programming (Jika dilengkapi) pada bagian ini.

Apakah masalah ditemukan dan diperbaiki?

⎯

Lihat ke Step 17 Lihat ke Step 16

14 Penting: Penggantian injector harus di-

program. Ganti injector yang tidak menghasilkan bunyi

klik (suara kerja solenoid), susra terganggu atau suara abnormal saat diperintahkan ON.

⎯

Lihat ke Fuel Injector Replacement /Restore Fuel Injector ID Code Data Programming pada bagian ini.

Apakah penggantian selesai?

Lihat ke Step 17 ⎯

15 Penting: Penggantian fuel supply pump harus

di-timing dengan mesin. Ganti fuel supply pump. Lihat ke Fuel Supply

Pump Replacement pada bagian ini. Perhatian: Kerusakan fuel supply pump oleh

benda asing dalam fuel dicurigai. Fuel filter

⎯

cartridge juga diganti saat penggantian fuel supply pump. Lihat ke the Fuel Filter Cartridge Replacement pada bagian fuel system.

Apakah penggantian selesai?

Lihat ke Step 17 ⎯

Isuzu 4JJI-TC Engine Service Manual

Specifications and Main Features

Frequently Asked Questions

User Manual

4JJ1-TC ENGINE

INTRODUCTION & ENGINE MECHANICAL FEATURES

ENGINE CONTROL MODULE (ECM)

ECM Connector Pin Assignment

ELECTRICAL COMPONENTS

MASS AIR FLOW (MAF) SENSOR & INTAKE AIR TEMPERATURE (IAT) SENSOR

ENGINE COOLTANT TEMPERATURE (ECT) SENSOR

FUEL TEMPERATURE (FT) SENSOR

CRANKSHAFT POSITION (CKP) SENSOR & CAMSHAFT POSITION (CMP) SENSOR

VEHICLE SPEED (VS) SENSOR

BAROMETRIC PRESSURE (BARO) SENSOR

ACCELERATOR PEDAL POSITION (APP) SENSOR

SWIRL CONTROL SOLENOID VALVE

FUEL SYSTEM

FEATURE OF THE COMMON RAIL SYSTEM

FUEL SUPPLY PUMP

Operation of the Fuel Feed Pump

Operation of the Fuel Supply Pump

Operation of Suction Control Valve (SCV)

FUEL RAIL (COMMON RAIL)

Operation of the Pressure Limiter Valve

Operation of the Flow Damper

FUEL RAIL PRESSURE (FRP) SENSOR